kmntb

Resume Pengajian: Siroh Nabawiyyah Karya Abu Al-Hasan An-Nadwiy (9/3)

Pada pembahasan kali ini kita
telah membahas judul yang berkaitan pada saat Perang Khandaq, Perang Bani
Qurayzah, Perang Bani Mustaliq, dan Sulhu Al-Hudaibiyah, untuk itu mari kita
simak pembahasan berikut :
PERANG KHANDAQ

Pada saat itu di Bulan Syawwal
tahun ke-5 Hijriyyah di sebut sebagai Perang Khandaq atau juga Perang Ahzab,
ini adalah salah satu ujian paling berat yang dialami kaum muslim diantara
ujian ujian lainnya, dikarenakan adanya dua orang dari Yahudi Madinah dan bani
wa’il melapor kepada kaum Quraisy Makkah mengajak mereka untuk memerangi Nabi
Muhammad SAW. Setelah beberapa saat, mereka sepakat untuk mengepung madinah
untuk menghabisi kaum muslimin, dengan menyatukan laskar pasukan dari berbagai
suku yaitu Quraisy, Yahudi, dan Ghatafan yang menjadi musuh terbesar islam pada
saat itu. Maka berkumpullah 10.000 pasukan musuh dengan pedang yang terhunus
untuk menyerbu Kota Madinah.
Setelah mendengar bahwa pasukan
musuh akan menyerbu, maka seluruh kaum muslimin bergegas merapatkan shaf dan
mempersiapkan diri untuk perang guna memperkuat pertahanan Kota Madinah
walaupun jumlah pasukan islam pada saat itu tidak lebih dari 3000 orang.
Pertahanan ini menjadi kuat setelah adanya usulan sahabat rasul yang bernama
Salman Al Farisi dengan strateginya membuat parid mengelilingi kota madinah
yang mengikuti strategi pertahanan Persia. Setelah menyetujui usulan tersebut,
Rasulullah SAW bergegas membagi setiap sahabat untuk menggali parid sepanjang
40 hasta, hingga terbentuklah parid sepanjang 5000 hasta dengan kedalaman 7 –
10 meter.
Disinilah bersatuan dan ukhuwah
kaum muslimin terbentuk, setelah melewati masa sulit dengan ditimpa rasa takut,
kelaparan, dan hawa dingin yang dahsyat, namun mereka berhasil melewatinya
dengan sabar dan tabah. Berkat Mukjizat Nabi yang luar biasa, makanan dan
minuman yang sedikitpun mampu mengenyangkan seluruh kaum muslimin tanpa adanya
kekurangan.
Setelah sekian lama mencoba untuk
mengepung, dan menyerbu namun segala upaya mereka sia sia, masuklah rasa putus
asa dalam hati mereka, ditambah dengan angin dingin yang dikirimkan allah
selama beberapa hari, membuat mereka kembali pulang dengan tangan kosong.
PERANG BANI QURAYZAH

Perang ini adalah perang terakhir
dari rangkaian peperangan nabi menghadapi kabilah-kabilah Yahudi
di Madinah. Perang ini terjadi pada tahun ke-5 H yang dipicu karena
dilanggarnya perjanjian oleh kabilah Yahudi Bani Qurayzah. Perang ini
berlangsung selama sebulan, dengan pengepungan yang di lakukan kaum muslimin
selama 25 hari, yang diakhiri dengan kekalahan Bani Qurayzah.
Kaum Muslimin menyerang
rumah-rumah dan benteng Bani Qurayzah sampai menyerah dengan syarat
sebagaimana yang diajukan Bani Nadhir. Bani Nadhir menyerahkan harta benda dan
kekayaan mereka kepada kaum Muslimin dan meninggalkan kota Madinah. Namun Nabi
Muhammad SAW menolak tawaran Bani Qurayzah dan memutuskan untuk mengeksekusi
mati laki-laki dewasa dari Bani Qurayzah. Menurut sebagian riwayat, Sa’ad bin
Mu’adz dengan merujuk pada perjanjian antara Nabi Muhammad saw dengan kaum
Yahudi dan juga sesuai dengan hukum Taurat, memutuskan untuk menjatuhkan
hukuman eksekusi mati kepada pasukan perang Bani Quraiyzah yang tersisa dan
menawan kaum perempuan dan anak-anak serta menjadikan harta mereka sebagai
rampasan perang. Kemudian hukuman tersebut disepakati oleh Rasulullah saw.
karena sesuai dengan perintah Allah.
PERANG BANI MUSTHALIQ

Peperangan yang terjadi dibulan
Sya’ban ini dikenal dengan perang Bani Musthaliq atau Muraisi’. Tepatnya
pada tahun ke-6 Hijriyah di daerah Fur’un yang berada diantara Madinah dan
Mekah.
Faktor utama yang menjadi pemicu
peperangan bani Musthaliq adalah kebencian yang menyulut amarah Bani Musthaliq
terhadap Nabi Muhammad dan pengikutnya hingga pada akhirnya berita ini sampai
kepada Nabi bahwa Harits bin Abi Dhirar, kepala suku bani Musthaliq,
mengumpulkan kaumnya dan beberapa suku Arab untuk memerangi kaum muslimin.
Setelah mendengarnya, kaum
muslimin langsung keluar untuk memeranginya. peperangan ini dimenangkan oleh
kaum muslimin dengan membuat Bani Musthaliq porak-poranda. Mereka menyerah dan
takluk pada kekuatan yang dimiliki oleh kaum muslimin, sehingga sebagian mereka
terbunuh. Wanita, anak dan harta mereka jatuh ke tangan kaum muslimin.
Kemenangan ini terjadi tidak lain karena karena perang ini dipimpin langsung oleh
Nabi Muhammad SAW.
SHULHUL HUDAIBIYAH

Sejarah Perjanjian Hudaibiyah
adalah gambaran perjanjian yang mengutamakan perdamaian. Perjanjian Hudaibiyah
ialah perjanjian yang dilaksanakan di Hudaibiyah Makkah pada bulan Dzulqa’dah,
6 H antara kaum Quraisy dengan kaum Muslimin Madinah. Hudaibiyah berada pada 22
Km arah barat dari Mekkah menuju Jeddah, sekarang terdapat Masjid Ar-Ridhwan.
Pernah suatu ketika Rasulullah
SAW bermimpi memasuki kota Mekah dan thawaf di sekitar Ka’bah. Mendengar hal
itu para sahabat sangat gembira, dan dengannya kerinduan mereka pada Kota Mekah
semakin erat dan kuat.
Rasulullah SAW keluar dari
Madinah untuk umrah. Beliau berangkat bersama 1500 orang menuju Hudaibiyah
dengan membawa hewan sembelihan. Begitu mengetahui Rasulullah SAW telah sampai
di Mekah, kaum Quraisy terkejut. kemudian Utsman r.a pergi menjadi utusan untuk
memberitahu bahwa beliau dan para sahabat tidak datang untuk berperang,
melainkan hanya untuk umrah, namun tetap tidak mendapatkan izin dari para
pembesar Quraisy.
Nabi Muhammad SAW dan kaum
muslimin merasa gelisah. Namun mereka berhasil menunjukkan rasa solidaritas
yang kuat dengan saling meletakkan tangannya di atas beberapa pedang yang
dibawanya untuk keperluan pemotongan binatang kurban. Sumpah setia ini dalam
sejarah Islam dikenal dengan nama Bai’atur Ridwan.
Sumpah setia ini pun sampai ke
pihak Qurais dan menggetarkan hati mereka. Mereka segera mengadakan sidang
darurat untuk mencari cara menghadapi ancaman kaum Muslimin. Kaum Quraisy
sejatinya mengalami kejatuhan mental karena mereka masih trauma dengan
kekalahan mereka pada Perang Badar. Pada Perang Badar, kaum muslimin dapat
mengalahkan kaum Quraisy walaupun dengan pasukan yang jauh lebih sedikit.
Setelah menemukan hasil, maka
mereka bersepakat untuk membuat Perjanjian Hidaibiyah. Namun Nabi Muhammad SAW
sudah memahami betul karakter orang-orang Mekkah, sehinga beliau memastikan
bahwa kaum Quraisy Makkah akan melanggar perjanjian tersebut sebelum selesai 10
tahun. Perjanjian Hudaibiyah pun dilanggar oleh kaum Quraisy, sehingga
perjanjian ini menjadi landasan hukum untuk menaklukan kota Mekkah.
Pelanggaran Perjanjian Hudaibiyah
mampu diatasi oleh kaum Muslimin. Kaum Muslimin bisa membalasnya dengan
penaklukan Mekkah (Fathul Makkah) pada tahun 630 Masehi. Kaum Muslimin
berpasukan sekitar sepuluh ribu tentara. Mereka hanya menemui sedikit rintangan
di Mekkah. Akhirnya kaum Muslim pun mampu menaklukan Mekkah. Mereka meruntuhkan
segala simbol keberhalaan di depan Ka’bah. Hal ini berarti Perjanjian
Hudaibiyah juga terkait dengan sejarah ka’bah. (IDO)

Bagikan :

Artikel Lainnya

Boyean Budaye, sebuah pencapaian...
    Acara Pentas Seni yang diadakan di Teatro Afaq, ...
Boyean Budaye Sebagai Ajang Sila...
    Kairo, 31 Agustus 2024- M. Hibatillah Alhasanin ...
Adakan Pentas Boyean Budaya, Sir...
  Kairo, 31 Agustus 2024 – M. Hibatillah Al – Hasanin sel...
Ribuan Wafidin Penuhi Jami' Al-A...
Ribuan Wafidin Penuhi Jami’ Al-Azhar pada Pembukaan Kade...
Siap Terima Zakat Fitrah; Rumah ...
  Siap Terima Zakat Fitrah; Rumah Amal Adakan Dauroh Zaka...
Nahdliyin Sasak; Bukti Keberagam...
Nahdliyin Sasak; Bukti Keberagaman dan Kesatuan Masyarakat KM-...

Download App KM-NTB Mesir

Nikmati Cara Mudah dan Menyenangkan Ketika Membaca Artikel, Update Informasi KM-NTB Mesir Hanya dalam Genggaman

Hubungi kami di : +201550341221

Kirim email ke kaminusatenggaradanbali@gmail.com

Download App KM-NTB Mesir

Nikmati Cara Mudah dan Menyenangkan Ketika Membaca Artikel, Update Informasi KM-NTB Mesir Hanya dalam Genggaman