Kajian Makalah Dwi Mingguan KM-NTB Mesir berlanjut pada
pertemuan keempat. Kali ini dengan Rapta Rizkan Faizi sebagai presentator
makalah yang ditulisnya berjudul “I’jaz Ilmi dalam Pandangan Zaglul
An-Najjar (Studi Kasus pada Ayat-Ayat tentang Kosmologi).” Dengan rujukan
utama kitab “Qadhiyatu al-I’jāz al-‘Ilmiy
Fī
al-Qur’ān al-Karīm Wa Dhawābith al-Ta’āmul
Ma’ahā” karya Dr.
Zaglul al-Najjar ilmuan muslim berkebangsaan Mesir peraih Ph.D dengan predikat
summa cumlaude dari Fakultas Ilmu Geologi Wales University di Britania.
pertemuan keempat. Kali ini dengan Rapta Rizkan Faizi sebagai presentator
makalah yang ditulisnya berjudul “I’jaz Ilmi dalam Pandangan Zaglul
An-Najjar (Studi Kasus pada Ayat-Ayat tentang Kosmologi).” Dengan rujukan
utama kitab “Qadhiyatu al-I’jāz al-‘Ilmiy
Fī
al-Qur’ān al-Karīm Wa Dhawābith al-Ta’āmul
Ma’ahā” karya Dr.
Zaglul al-Najjar ilmuan muslim berkebangsaan Mesir peraih Ph.D dengan predikat
summa cumlaude dari Fakultas Ilmu Geologi Wales University di Britania.
Pertama-tama Abah Ijik, sapaan akrab
pemakalah, mengulas polemik pandangan ulama tentang kebolehan mengebolarasi
I’jaz Ilmi dalam Al-Qur’an. Menurut pihak yang kontra, upaya menyesuaikan
hasil-hasil penemuan ilmiah dengan ayat-ayat suci tidaklah pas, sebab menurut
mereka prinsip membenarkan segala informasi yang dibawa Al-Qur’an adalah
berdasarakan keimanan sepenuhnya “Sam’an wa Tho’atan”,
sementara teori-teori ilmiah sifatnya tidak tetap, bisa berubah-ubah dan
terbuka menerima segalah bantahan. Sebagai contoh teori atom dalam
perkembangannya, yang dibantah dari satu ilmuan ke ilmuan yang lain, mulai dari
Dalton yang dibantah Rutherford, lalu dibantah lagi oleh Bohr begitu seterusnya.
pemakalah, mengulas polemik pandangan ulama tentang kebolehan mengebolarasi
I’jaz Ilmi dalam Al-Qur’an. Menurut pihak yang kontra, upaya menyesuaikan
hasil-hasil penemuan ilmiah dengan ayat-ayat suci tidaklah pas, sebab menurut
mereka prinsip membenarkan segala informasi yang dibawa Al-Qur’an adalah
berdasarakan keimanan sepenuhnya “Sam’an wa Tho’atan”,
sementara teori-teori ilmiah sifatnya tidak tetap, bisa berubah-ubah dan
terbuka menerima segalah bantahan. Sebagai contoh teori atom dalam
perkembangannya, yang dibantah dari satu ilmuan ke ilmuan yang lain, mulai dari
Dalton yang dibantah Rutherford, lalu dibantah lagi oleh Bohr begitu seterusnya.
Sementara pihak yang pro, di barisan ini termasuk
tokoh yang menjadi pusat kajian yaitu Zaglul al-Najjar, mereka memandang bahwa
I’jaz Ilmi dalam Al-Qur’an amat penting untuk disingkap sebagai upaya
membuktikan kekuasaan Tuhan. Ini telah dilakukan oleh mufassir besar seperti
Fakhr al-Razi dalam Mafatih al-Ghaibnya. Menyelami ranah ini menambah kesadaran
betapa Al-Qur’an menyeru umat Islam untuk terus mendalami ilmu pengetahuan,
sangat kontras dengan sikap gereja pada the dark age yang memerangi ilmu
pengetahuan dan kaum intelektual. Aspek-aspek ilmiah dalam Al-Qur’an juga
membuktikan bahwa mukjizat kitab suci ini terus berkembang seiring perkembangan
zaman dan mengandung segala bidang disiplin ilmu, ilmu falak, ilmu kedokteran,
ilmu geologi, biologi dan sebagainya. Lagipula, para ilmuan barat yang objektif
telah banyak mengakui hasil penemuan riset mereka cocok dengan yang dibawa
Al-Qur’an.
tokoh yang menjadi pusat kajian yaitu Zaglul al-Najjar, mereka memandang bahwa
I’jaz Ilmi dalam Al-Qur’an amat penting untuk disingkap sebagai upaya
membuktikan kekuasaan Tuhan. Ini telah dilakukan oleh mufassir besar seperti
Fakhr al-Razi dalam Mafatih al-Ghaibnya. Menyelami ranah ini menambah kesadaran
betapa Al-Qur’an menyeru umat Islam untuk terus mendalami ilmu pengetahuan,
sangat kontras dengan sikap gereja pada the dark age yang memerangi ilmu
pengetahuan dan kaum intelektual. Aspek-aspek ilmiah dalam Al-Qur’an juga
membuktikan bahwa mukjizat kitab suci ini terus berkembang seiring perkembangan
zaman dan mengandung segala bidang disiplin ilmu, ilmu falak, ilmu kedokteran,
ilmu geologi, biologi dan sebagainya. Lagipula, para ilmuan barat yang objektif
telah banyak mengakui hasil penemuan riset mereka cocok dengan yang dibawa
Al-Qur’an.
Untuk menemukan benang merah antara pro-kontra
tersebut, disinilah peran Al-Najjar melalui kitabnya menyusun dhawabith bagi
orang-orang yang layak untuk berbicara tentang hal ini, kriteria itu diulas
secara singkat pokok-pokoknya dalam makalah mini karya Abah Ijik.
tersebut, disinilah peran Al-Najjar melalui kitabnya menyusun dhawabith bagi
orang-orang yang layak untuk berbicara tentang hal ini, kriteria itu diulas
secara singkat pokok-pokoknya dalam makalah mini karya Abah Ijik.
Dari beberapa contoh yang dibawa oleh al-Najjar dalam
kitabnya tersebut, Abah Ijik mengangkat pembahasan tentang ayat-ayat yang
berbicara tentang langit dan kosmologi (al-Sama’). Penyebutan kata al-Sama’
dalam Al-Qur’an yang mencapai pengulangan sebanyak 310 kali menurut al-Najjar
merupakan sinyal kuat dari Allah memerinthakan kita untuk mentadabburi
ayat-ayat kauniah yang terdapat di langit. Betapa kemahakuasaan ciptaan tuhan
menciptakan tujuh petala langit, bagaimana Al-Qur’an datang menjawab misteri
yang dipertanyakan manusia tentang hakikat alam semesta ini, sehingga kehebatan
para astronomi arab saat itu dikalahkan dengan keakuratan Al-Qur’an.
kitabnya tersebut, Abah Ijik mengangkat pembahasan tentang ayat-ayat yang
berbicara tentang langit dan kosmologi (al-Sama’). Penyebutan kata al-Sama’
dalam Al-Qur’an yang mencapai pengulangan sebanyak 310 kali menurut al-Najjar
merupakan sinyal kuat dari Allah memerinthakan kita untuk mentadabburi
ayat-ayat kauniah yang terdapat di langit. Betapa kemahakuasaan ciptaan tuhan
menciptakan tujuh petala langit, bagaimana Al-Qur’an datang menjawab misteri
yang dipertanyakan manusia tentang hakikat alam semesta ini, sehingga kehebatan
para astronomi arab saat itu dikalahkan dengan keakuratan Al-Qur’an.
Setelah menyampaikan presentasi yang menggugah pikiran
hadirin, barulah setelah itu kajian masuk kepada sesi pertanyaan, sanggahan dan
kritikan yang dipimpin langsung oleh pembina kajian ini Ustadz Lalu Turjiman,
M.A.
hadirin, barulah setelah itu kajian masuk kepada sesi pertanyaan, sanggahan dan
kritikan yang dipimpin langsung oleh pembina kajian ini Ustadz Lalu Turjiman,
M.A.
Selain mendapatkan apresiasi, makalah ini mendapatkan
banyak masukan dari segi metodologi penulisan. Secara substansial, analisa
pemakalah masih kurang tajam kepada pokok pembahasan yang terdeskripsi dari
judul. Begitupun secara redaksional, beberapa pelanggaran EYD dikritisi dengan
ketat, urutan kerangka penulisan sesuai standar yang benar, hingga referensi
dan kepustakaan.
banyak masukan dari segi metodologi penulisan. Secara substansial, analisa
pemakalah masih kurang tajam kepada pokok pembahasan yang terdeskripsi dari
judul. Begitupun secara redaksional, beberapa pelanggaran EYD dikritisi dengan
ketat, urutan kerangka penulisan sesuai standar yang benar, hingga referensi
dan kepustakaan.
Semoga bermanfaat!