Gambar: Google.com |
Salah seorang murid bertanya kepada syaikh Ibrahim Khuli (salah satu ulama senior al-Azhar – yang kata syaikh Fauzi Konate – adalah penyangga ilmu balaghah abad ini, beserta syaikh Abu Musa)
“Syaikh, saya ingin mempelajari Tafsir!” Syaikh Ibrahim Khuli menjawab: “Hafalkan dan pahami Dîwân al-Mutanabbî!”
Kemudian ditanyakan hal tersebut kepada beliau, dan beliau menjawab:
“Al-Mutanabbî menjaga hampir sepertiga kosa kata bahasa Arab! Jika kamu menghafal diwannya, maka berarti kamu telah memiliki sepertiga kosa kata bahasa Arab. Permasalahan kalian wafidin (dalam bahasa Arab) karena sedikit memiliki pembendaharaan kosa kata. Hafalkan Mutanabbi semampu kalian! “
“Syarah terbaik untuk Diwan Mutanabbi adalah syarah al-Wâhidî. Ibnu Jinni syarahnya bagus. Cuma tidak menyentuh batin makna diwan tersebut. Untuk Muashir, syarah Barquqi, bagus juga.”
Beliau melanjutkan:
“Judul sebuah kitab seperti nama seseorang. Ia kunci untuk memahami sebuah kitab itu. Salah satu nama Alquran adalah al-Kitab dan Alquran. Dari dua nama tersebut, ada dua manhaj dalam menghafal Alquran: al-Kitab, dengan menulis dan Alquran, yaitu dengan membaca atau talaqqi kepada seorang masyaikh.”
Dilain kesempatan Syaikh Ibrahim Khuli pernah menyampaikan tentang tafsir yang sesuai bagi tingkatan penutut ilmu:
“Adapun Tafsir Ibnu Kastir, untuk orang awam. Untuk kalian thalib ilm, pelajari tafsir Baidhawi sama Kasyyaf!” Berat gaes. 😁.
Jika memahami perkataan mufassir saja susah (bukan Alquran-nya lo), jika memahami syiir saja rumit, yang keduanya adalah perkataan manusia, maka bagaimana mungkin ada seseorang berani mengatakan “kembali ke Alquran dan sunnah” 😅 yang Alquran sendiri kalam Allah yang lebih agung, lebih dalam dari syiir dan tafsiran seorang mufassir. Sebelum kembali ke Alquran dan Sunnah, kembali dulu ke lughah, Sayang! Syaikh Salim Abu Ashi pernah mengatakan:
المفسر أعلم الناس بلسان العرب
“Mufassir adalah orang yang paling mengerti bahasa Arab!”
إذا كنت عن فهم القصائد عاجزا ♡ عن الفهم للقرآن بالله أعجزُ
وفي الأول الإيجازُ من بشرٍ أدِر ♡ وفي الثانِ قولُ الحقّ إذ هو أوجزُ
Jika memahami kasidah-kasidah Arab (baik jahili ataupun selainnya) aja lemah, tentu memahami Alquran jauh lebih lemah.
Yang pertama (Syiir), ijaz dari manusia, ketahuilah. Yang kedua (Alquran) kalam-Nya, yang pasti lebih ijaz!
Syaikh Usamah Sayyid al-Azhari pernah mengatakan:
اللغة مدخل على القرآن
“Bahasa itu gerbang menuju Alquran!”
Syeikh Ibrohim Khuli (google.com) |
Syaikh Ibrahim Khuli sudah berumur 90 tahunan. Tapi semangat beliau mengajar seperti umur 30-40an. Kuat berjam-jam ngajar. 4 jam, 5 jam bahkan lebih beliau kuat mengampu dars. Datang jauh dari luar Kairo. Menyempatkan diri mengajar thalib. Yang saya suka, beliau sering sekali mengenakan songkok nasional. Hehe. Baik di TV, di dars, dan di acara-acara besar. Ternyata beliau dikasih songkok nasional oleh seseorang ketika berada di Eropa ketika musim dingin, dan masih sering dipakai hingga sekarang. Doakan beliau berencana membuat Hasyiah atas kitab Tanzih Mathain Alquran, karya Qadhi Abdul Jabbar, panglima Muktazilah. Semoga dipermudah. 😊😁
Red:Beben
Darb al Ahmar, 20 November 2019