Rasa
bahagia bercampur haru dirasakan ratusan hadirin yang menjadi saksi
keberhasilan Lalu Muhammad Taufiqurrahman, Lc., M.A. setelah melalui sidang
tesis magister yang cukup alot pada Rabu 27 Februari 2019 bertempat di Auditorium
Imam Al-Bukhari Fakultas Ushuluddin Universitas Al-Azhar Kairo.
bahagia bercampur haru dirasakan ratusan hadirin yang menjadi saksi
keberhasilan Lalu Muhammad Taufiqurrahman, Lc., M.A. setelah melalui sidang
tesis magister yang cukup alot pada Rabu 27 Februari 2019 bertempat di Auditorium
Imam Al-Bukhari Fakultas Ushuluddin Universitas Al-Azhar Kairo.
Keberhasilan
yang patut dibanggakan ini tidak digenggam dengan mudah oleh Lalu Taufiq,
melainkan setelah bekerja keras melakukan tahkik dan kajian analitis mendalam
terhadap manuskrip Hasyiah karya Al-‘Allamah Al-Mufassir Sulaiman bin Umar
Al-‘Ajīli (Al-Jamal) yang berjudul Al-Futūhāt al-Ilāhiyyāt bi
Taudhīh Tafsīr
al-Jalālain bi
al-Daqāiq
al-Khafiiyah. Salah satu hasyiah terbaik untuk Kitab Tafsir
yang paling banyak beredar yaitu Tafsir Jalalain.
yang patut dibanggakan ini tidak digenggam dengan mudah oleh Lalu Taufiq,
melainkan setelah bekerja keras melakukan tahkik dan kajian analitis mendalam
terhadap manuskrip Hasyiah karya Al-‘Allamah Al-Mufassir Sulaiman bin Umar
Al-‘Ajīli (Al-Jamal) yang berjudul Al-Futūhāt al-Ilāhiyyāt bi
Taudhīh Tafsīr
al-Jalālain bi
al-Daqāiq
al-Khafiiyah. Salah satu hasyiah terbaik untuk Kitab Tafsir
yang paling banyak beredar yaitu Tafsir Jalalain.
Tak
hanya melalui perjuangan selama penyusunan yang menghabiskan waktu selama enam
tahun, ketika sidang tesis pun, Lalu Taufik menghadapi ujian sengit selama
empat jam menghadapi dua penguji killer yang memberondongnya dengan
berbagai pertanyaan dan kritikan.
hanya melalui perjuangan selama penyusunan yang menghabiskan waktu selama enam
tahun, ketika sidang tesis pun, Lalu Taufik menghadapi ujian sengit selama
empat jam menghadapi dua penguji killer yang memberondongnya dengan
berbagai pertanyaan dan kritikan.
Sidang
berjalan seru, kehadiran para mahasiswa memenuhi tribun auditorium tidak hanya
sebagai pemeriah, mereka dipertontonkan sidang berkelas yang sangat bermanfaat memberikan
wawasan baru tentang metodologi tahkik, ilmu tafsir dan beberapa diskursus
akidah yang termuat dalam tesis.
berjalan seru, kehadiran para mahasiswa memenuhi tribun auditorium tidak hanya
sebagai pemeriah, mereka dipertontonkan sidang berkelas yang sangat bermanfaat memberikan
wawasan baru tentang metodologi tahkik, ilmu tafsir dan beberapa diskursus
akidah yang termuat dalam tesis.
Dalam
melakukan penahkikan, Lalu Taufiq berhadapan dengan empat naskah manuskrip yang
berbeda. Ini mengharuskannya bekerja ekstra melakukan perbandingan antar naskah
dengan penuh teliti dan cermat, membenarkan kesalahan penulisan, serta
memberikan catatan kaki berisi komentar dan penjelasan.
melakukan penahkikan, Lalu Taufiq berhadapan dengan empat naskah manuskrip yang
berbeda. Ini mengharuskannya bekerja ekstra melakukan perbandingan antar naskah
dengan penuh teliti dan cermat, membenarkan kesalahan penulisan, serta
memberikan catatan kaki berisi komentar dan penjelasan.
Belum
lagi yang menjadi kesulitan tersendiri, medan yang didapatkan dari pembagian
masyru’ penahkikan mulai dari Surat
Al-Shaffat, Shad, Ghafir dan Al-Zumar. Keempat surat ini banyak berbicara
tentang masalah akidah dengan perbedaan pandangan penafsiran antara mutakallimin.
Melihat latar belakang pemilik hasyiah Al-Allamah Jamal sebagai ulama Asy’ari
yang memiliki spesialisasi mendalam pada ilmu kalam, maka ia menguraikan
pembahasan Ilāhiyyāt (tentang Dzat dan Sifat-Sifat Allah Ta’ala) secara
mendalam, begitupun pandangan dan takwilannya terhadap ayat-ayat mutasyabihat,
pembahasan nubuwat dan permasalahan-permasalahan fundamental Islam lainnya.
lagi yang menjadi kesulitan tersendiri, medan yang didapatkan dari pembagian
masyru’ penahkikan mulai dari Surat
Al-Shaffat, Shad, Ghafir dan Al-Zumar. Keempat surat ini banyak berbicara
tentang masalah akidah dengan perbedaan pandangan penafsiran antara mutakallimin.
Melihat latar belakang pemilik hasyiah Al-Allamah Jamal sebagai ulama Asy’ari
yang memiliki spesialisasi mendalam pada ilmu kalam, maka ia menguraikan
pembahasan Ilāhiyyāt (tentang Dzat dan Sifat-Sifat Allah Ta’ala) secara
mendalam, begitupun pandangan dan takwilannya terhadap ayat-ayat mutasyabihat,
pembahasan nubuwat dan permasalahan-permasalahan fundamental Islam lainnya.
Terhitung
sebagai ulama mutaakkhirin, Al-Allamah Jamal (w. 1204 H/1790 M) dalam
hasyiahnya menggunakan pendekatan Tafsir Muqāran dengan mendatangkan
perbandingan pendapat antar para mufassir terdahulu. Tetapi banyak nukilan dalam
hasyiahnya yang tidak dinisbatkan kepada sumber aslinya, sehingga menjadi tugas
tersendiri bagi peneliti untuk melakukan tautsiq kepada pembicara asli, untuk kemudian
peneliti melakukan tugas berat lainnya yaitu analisa dan memberikan tarjih ketika
ada perbedaan-perbedaan pendapat.
sebagai ulama mutaakkhirin, Al-Allamah Jamal (w. 1204 H/1790 M) dalam
hasyiahnya menggunakan pendekatan Tafsir Muqāran dengan mendatangkan
perbandingan pendapat antar para mufassir terdahulu. Tetapi banyak nukilan dalam
hasyiahnya yang tidak dinisbatkan kepada sumber aslinya, sehingga menjadi tugas
tersendiri bagi peneliti untuk melakukan tautsiq kepada pembicara asli, untuk kemudian
peneliti melakukan tugas berat lainnya yaitu analisa dan memberikan tarjih ketika
ada perbedaan-perbedaan pendapat.
Sidang
dibuka oleh pemimpin majelis sekaligus pembimbing utama Prof. Dr.
Muhammad Muhammad Qasim, guru besar Tafsir -yang dulu juga menjadi pembimbing sekunder penulisan tesis Sayyid Ahmad Alawi Al-Maliki itu- mengapresiasi tesis karya Lalu Taufiq beserta
kesabarannya bertahun-tahun hingga merampungkan tugas berat ini.
dibuka oleh pemimpin majelis sekaligus pembimbing utama Prof. Dr.
Muhammad Muhammad Qasim, guru besar Tafsir -yang dulu juga menjadi pembimbing sekunder penulisan tesis Sayyid Ahmad Alawi Al-Maliki itu- mengapresiasi tesis karya Lalu Taufiq beserta
kesabarannya bertahun-tahun hingga merampungkan tugas berat ini.
Setelah
peneliti menyampaikan abstraksi singkat, sesi ujian terbuka dimulai dengan
penguji eksternal Prof. Dr. Aisyah Sayyid Muhammad. Guru besar perempuan ini
sangat jeli melihat kekeliruan-kekeliruan yang terdapat dalam Risalah, baik
metodologi, redaksi maupun substansi.
peneliti menyampaikan abstraksi singkat, sesi ujian terbuka dimulai dengan
penguji eksternal Prof. Dr. Aisyah Sayyid Muhammad. Guru besar perempuan ini
sangat jeli melihat kekeliruan-kekeliruan yang terdapat dalam Risalah, baik
metodologi, redaksi maupun substansi.
Dari
sekian banyak waktu berbicaraselama dua jam lebih, ia fokuskan mempreteli
metodologi tahkik. Menurutnya, dalam mukaddimah, peneliti masih kurang
memberikan deskripsi manuskrip dari segi bentuk, ukuran dan warna. Dari
keempat nuskhah yang ada, seharusnya peneliti pertama-tama melalukakan
perbandingan mana yang terbaik untuk dijadikan sebagai sumber induk dan
mengurutkannya dengan nama Nuskhah Alif, Nuskhah Ba, Nuskhah Jim dan Nuskhah
Dal. Kemudian setiap ada perbedaan dari nuskhah lainnya maka dijelaskan
dalam catatan kaki secara urut. Ini adalah metode yang dirajihkan oleh para
filolog modern.
sekian banyak waktu berbicaraselama dua jam lebih, ia fokuskan mempreteli
metodologi tahkik. Menurutnya, dalam mukaddimah, peneliti masih kurang
memberikan deskripsi manuskrip dari segi bentuk, ukuran dan warna. Dari
keempat nuskhah yang ada, seharusnya peneliti pertama-tama melalukakan
perbandingan mana yang terbaik untuk dijadikan sebagai sumber induk dan
mengurutkannya dengan nama Nuskhah Alif, Nuskhah Ba, Nuskhah Jim dan Nuskhah
Dal. Kemudian setiap ada perbedaan dari nuskhah lainnya maka dijelaskan
dalam catatan kaki secara urut. Ini adalah metode yang dirajihkan oleh para
filolog modern.
Dalam
setiap nukilan yang diambil oleh Al-Jamal, ia menyarankan peneliti seharusnya
meletakkan tanda kutip (‘alamatu al-Tanshis) pada nukilan dan menyebut sumbernya di hamisy (catatan
kaki). Prof. Aisyah juga banyak mengomentari metodologi peneliti dalam
menyikapi riwayat-riwayat Israiliyyat, di antaranya adalah kisah penyembelihan
putra Nabi Ibrahim dalam Surat Al-Shaffat ayat
101-102. Juga persoalan masih hidupkah Nabi Alyasa’, Nabi yang
disebutkan namanya pada surat Shad ayat 48.
setiap nukilan yang diambil oleh Al-Jamal, ia menyarankan peneliti seharusnya
meletakkan tanda kutip (‘alamatu al-Tanshis) pada nukilan dan menyebut sumbernya di hamisy (catatan
kaki). Prof. Aisyah juga banyak mengomentari metodologi peneliti dalam
menyikapi riwayat-riwayat Israiliyyat, di antaranya adalah kisah penyembelihan
putra Nabi Ibrahim dalam Surat Al-Shaffat ayat
101-102. Juga persoalan masih hidupkah Nabi Alyasa’, Nabi yang
disebutkan namanya pada surat Shad ayat 48.
Setelah
kritikan-kritikan yang cukup tajam itu, Prof Aisyah sekali lagi memuji hasil
karya peneliti dan menjelaskan bahwa semua kritikan itu tidak mengurangi nilai tesisnya yang layak diacungi jempol.
kritikan-kritikan yang cukup tajam itu, Prof Aisyah sekali lagi memuji hasil
karya peneliti dan menjelaskan bahwa semua kritikan itu tidak mengurangi nilai tesisnya yang layak diacungi jempol.
Penguji
kedua Prof. Dr. Khalid Basyuni tidak kalah sengit. Mulai dari mempermasalahkan
redaksi judul Dirosah dah Tahkik, menguji pemahaman peneliti atas
perbedaan antara dirosah dan tahkik, serta kesesuaian judul dan isi. Di antara
yang diujikan oleh Dr. Khalid adalah pemahaman peneliti terhadap penakwilan
ayat-ayat mutasyabihat yang dilakukan oleh Al-Allamah Al-Jamal.
kedua Prof. Dr. Khalid Basyuni tidak kalah sengit. Mulai dari mempermasalahkan
redaksi judul Dirosah dah Tahkik, menguji pemahaman peneliti atas
perbedaan antara dirosah dan tahkik, serta kesesuaian judul dan isi. Di antara
yang diujikan oleh Dr. Khalid adalah pemahaman peneliti terhadap penakwilan
ayat-ayat mutasyabihat yang dilakukan oleh Al-Allamah Al-Jamal.
Setelah
melakukan rapat selama lima belas menit, momen menegangkan menunggu pengumuman
itu berakhir dengan happy ending. Keputusan majelis sidang yang
disampaikan oleh Prof. Muhammad Qasim memberikan kelulusan dengan nilai Mumtaz disambut
dengan gemuruh riuh takbir para hadirin dan sujud syukur sang peneliti.
melakukan rapat selama lima belas menit, momen menegangkan menunggu pengumuman
itu berakhir dengan happy ending. Keputusan majelis sidang yang
disampaikan oleh Prof. Muhammad Qasim memberikan kelulusan dengan nilai Mumtaz disambut
dengan gemuruh riuh takbir para hadirin dan sujud syukur sang peneliti.
Sekali
lagi selamat kami ucapakan kepada kakak kebanggaan kami Ustadz H. Lalu Muhammad
Taufiqurrahman, semoga ilmunya bermanfaat dan segera menikah! Hehe
—
Rep: Muhammad Zainuddin
lagi selamat kami ucapakan kepada kakak kebanggaan kami Ustadz H. Lalu Muhammad
Taufiqurrahman, semoga ilmunya bermanfaat dan segera menikah! Hehe
—
Rep: Muhammad Zainuddin