KM-NTB Mesir – Dalam sebuah perjalanan kehidupan tentu pada sebuah momen kita merasakan lelah yang memuncak. Energy terasa habis, semangat terasa terkuras, tidak ada gairah yang mendorong untuk tetap melangkah dan berjuang di Bumi Kinanah ini. Bahkan tidak jarang kita menemukan diri kita terbuai lalai dari tujuan awal kita datang ke Mesir. Untuk itu, menjadi sebuah hal yang penting kita dapat saling mengingatkan, saling memotivasi, saling mengajar dan saling membimbing agar ilmu yang menjadi tujuan awal kita di Mesir tidak terlupakan.
Kali ini KM-NTB Mesir berinisiatif membuat konten inspiratif dengan nama KM-NTB Inspiratif. Program ini ingin mengangkat segala bentuk prestasi dan jasa dari warga KM-NTB Mesir yang jarang terekspos ke media sosial. Tujuannya adalah ingin mengalirkan nilai-nilai perjuangan dan semangat dalam menuntut ilmu dan memberi manfaat kepada orang banyak.
Salah satu yang menjadi sorotan KM-NTB Mesir kali ini adalah Bait Ashabul Kahfi, sebuah rumah yang dihuni oleh beberapa orang warga KM-NTB, yang rutin mengadakan Kajian Ilmu Alat sejak lama. Salah satu warga KM-NTB Mesir yang menjadi pusat perhatian disini adalah sosok TGH. Solehudin Firdaus, Lc. Beliau adalah salah satu senior KM-NTB Mesir kedatangan tahun 2012 yang telah menyelesaikan pendidikan S1-nya. Beliau sosok figur yang bersahaja, orangnya ramah, santun dan suka menolong. Kata salah satu warga KM-NTB yang mengenal beliau, ketika kami wawancarai tentang Ust. Soleh, “beliau sangat santun, kami tidak pernah melihat beliau ngebulli siapapun”, ujarnya.
Yang menjadi inspirsi dari beliau ini adalah semangat beliau untuk menghidupi majlis ilmu bagi kawan-kawan KM-NTB yang tergabung di dalamnya ma’had dan ma’hadah Azhar KM-NTB. Ketika sorot perhatian kita lebih banyak kepada pengembangan mahasiswa, beliau berinisiatif mengajar kawan-kawan yang masih menempuh jenjang ‘Idadi atau Tsanawi al-Azhar. Dari semangat mengajar beliau, akhirnya mengalir kepada murid-muridnya dalam bentuk semangat belajar yang luar biasa. Bahkan sekarang tidak hanya anak-anak ma’had yang ikut kajian beliau akan tetapi juga dari golongan mahasiswa dan pelajar lainnya.
Hampir tidak ada hari kosong dalam seminggu kecuali mereka isi dengan kajian setiap bakda magrib. Tidak tanggung-tanggung akhirnya empat kitab Ilmu Alat; Matan Jurumiyah, Mutammimah Ajurumiyah, Amtsilah Tashrifiah dan Matan Bina’ wal Asas, habis dikaji semua dalam waktu yang relatif singkat. Bahkan disamping itu mereka juga mengkaji Fathul Qorib dan Kawakib Duriyah. Ini tidak akan terjadi tanpa adanya semangat pengajar dan antusias murid yang diajar. Karena itu dalam ta’lim ditekankan pentingnya interaksi dan ikatan yang baik antara guru dan murid agar tercipta keistikamahan dalam menuntut ilmu. Dan ikatan baik tersebut tidak akan tercipta kecuali karena ada hati yang ikhlas.
Sekarang, Bait Ashabul Kahfi yang berjumlah kurang lebih 8 orang akan tetap menjalankan rutinitas kajiannya meskipun tanpa Ust. Soleh yang telah kembali ke tanah air untuk mengabdi lebih banyak lagi. Sangat banyak kesan yuang ditinggalkan beliau di rumah Ashabul Kahfi ini. Salah satu kesan tersbut, disampaikan Ustadz Muadz dalam sebuah wawancara, “kami belajar tentang keikhlasan dan keistiqamahan dalam mengajar dan kami belajar tentang kesabaran dalam belajar. Beliau pernah berpesan kepada kami dan kami memegang pesan itu dengan erat, perbanyak mengkaji ilmu alat terlebih dahulu, perbanyak praktik dengan membaca kitab turats dan jangan pernah sia-siakan waktu seperti kata penyair arab ala laita syabab ya’udu yauman (sekiranya masa muda bisa kembali…)”. Dari kesan ini, menjadi bukti pentingnya kita menumbuhkan rasa kepedulian dan berusaha menebar manfaat kepada sesama. Mulailah dengan hal-hal kecil yang bisa dilakukan, seperti belajar dan mengajar, terutama kepada saudara-saudara kita KM-NTB. Karena hal itu kelak menjadi salah satu pengharapan yang akan menolong kita di akhirat. Amin.
Oleh : Ahmad Alimuddin Ghozali