kmntb

Hadiri Takrim Najihin KM-NTB Mesir, Ini Pesan Emas Syekh Abdullah Izzuddin!

3.jpg
KM-NTB Mesir menyelenggarakan Takrīm al-Nājihīn pada Hari Ahad, 9 September 2018 bertempat di Aulanya di Abbas Aqqad. Acara rutin tahunan ini menjadi istimewa dengan rangkaian pembacaan dan pengijazah Kitab al-Arba’ūna Hadītsan Fī Ishtinā’ al-Ma’rūf bersama Syekh Abdullah Izzuddin Al-Azhari, ulama muda murid kinasih dari salah seorang ulama hadits terbesar di dunia saat ini Prof. Dr. Mustofa Abu Sulaiman al-Nadwi Hafizahullah.

Setelah beberapa rentetan acara seremonial termasuk penyerahan piagam penghargaan kepada masing-masing nājihīn dan sesi foto bersama. Menjelang magrib sebelum pembacaan kitab dimulai, Syekh Abdullah memberikan nasehat singkat dan motivasi yang sangat berharga kepada hadirin.
1.jpg
Beliau mengawali nasehatnya dengan mengungkapkan apresiasi atas terselenggaranya perkumpulan mulia ini, “Pertemuan seperti ini yang diadakan atas dasar kecintaan kepada Allah, kecintaan kepada Rasulullah SAW dan untuk berkhidmat kepada umat muslim; ini menunjukkan kebaikan akan selalu ada pada umat ini hingga hari kiamat. Selama kita berkumpul atas motif ini, maka optimislah bahwa umat ini selalu terjaga jaga dalam kebaikan, bahwa negara dan tanah air kita baik-baik saja.”

Alumni Fakultas Syari’ah yang kini menduduki posisi sebagai pemberi fatwa di Darul Ifta itu menjelaskan bahwa tujuan perkumpulan ini adalah untuk berkhidmah kepada umat muslim untuk memenuhi kebutuhan mereka. Menurut beliau hal yang paling dibutuhkan oleh umat saat ini adalah keberadaan ulama sejati yang sempurna dalam keilmuan dan menyampaikannya dengan penuh ikhlas. Karena itulah, beliau memilih kitab Al-Arba’un tentang hadits-hadits anjuran untuk memenuhi hajat sesama muslim untuk dibaca dalam munasabah ini.
2.jpg
Selain itu, dengan membaca dan menekuni kitab-kitab sunnah Nabi SAW, menyebut-nyebut nama beliau serta sahabatnya dan mempelajari sejarah perjalanan mereka; seseorang akan merasa hidup dan berinteraksi bersama Rasulullah SAW dan para sahabat sebagai generasi terbaik dalam sejarah manusia yang dididik langsung oleh Rasulullah SAW. Maka ini merupakan sebuah nikmat dan pemberian terbesar dari Allah kepada kita. Karenanya, Imam al-Bukhari setiap kali mengajar hadits dan mendapati raut wajah bosan dan lelah dari murid-muridnya, beliau menghibur mereka dengan berkata: “Para pedagang asik dengan bisnis dagangan mereka. Orang yang berleha-leha asik dengan permainan mereka yang sia-sia. Sedangkan kalian sedang hidup bersama Rasulullah dan para sahabat, jadi mengapa kalian bosan?”

Syekh Abdullah kemudian mengucapkan selamat kepada para nājihīn seraya berkata, “Saya tidak menerima apapun dari mahasiswa asing yang mulia, yang jauh-jauh datang ke Mesir meninggalkan keluarga, sanak saudara dan tanah airnya. Saya tidak terima kalau dia tidak meraih prestasi yang istimewa. Jika tidak, maka dia telah mengkhianati sebuah amanah besar. Padahal orang tuanya rela menjual rumah, menjual tanah dan aset-asetnya, bekerja keras siang dan malam demi membiayai anaknya disini. Kemudian anaknya disini tidak berprestasi? Saya tidak terima ini terjadi pada anda.”
Beliau melanjutkan, “Jika dalam situasi normal saja seharusnya kalian harus berprestasi. Apalagi di tengah situasi umat seperti ini yang tengah menghadapi krisis ulama sejati, yang tulus ikhlas untuk menebarkan cahaya di kegelapan dan membawa ilmu di masa tersebarnya kebodohan ini.”

Beliau mendatangkan contoh dari guru beliau, Al-Allamah Al-Muhaddits Syekh Mustofa Abu Sulaiman al-Nadwi Hafizahullah. Gelar al-Nadwi di belakang namanya adalah nisbah kepada Universitas Nadwatul Ulama, perguruan tinggi Islam terbesar di India. Kepergian beliau ke India dan belajar di universitas ini bukanlah pilihan sepele dan sembarangan, melainkan beliau lalui dengan penuh perjuangan dan pengorbanan. Beliau diberikan taufik oleh Allah untuk mendalami ilmu agama setelah semula sebagai seorang mahasiswa berprestasi di Fakultas Kedokteran sehingga dipercaya untuk dikirim ke Inggris mengambil praktik di sana dengan prospek masa depan yang cerah. Tetapi tiba-tiba ia rela meninggalkan zona nyaman ini dan pergi jauh ke India untuk mendalami lagi ilmu agama. Dengan semangat menggebu-gebu, di sana ia memilih masuk di dua fakultas sekaligus, yaitu Fakultas Bahasa Arab dengan semua kurikulumnya yang berat dan Fakultas Ushuluddin jurusan Hadits yang tidak kalah berat. Dengan ketekunannya, ia mampu menyelesaikan kuliah di universitas ternama itu dalam waktu satu tahun dengan nilai mumtaz. Tentu saja ini berkat konsentrasi dan fokusnya yang tidak mau terganggu dan tidak mau diganggu oleh kesibukan lain selain ilmu.

Setelah menuntaskan kuliahnya dalam waktu satu tahun, ia tidak lantas kembali ke Mesir. Melainkan kembali mengikuti dauroh hadits sepanjang satu tahun. Dalam dauroh ini, pesertanya diajarkan mendalami dengan detail sembilan kitab sunnah primer. Setahun lagi setelah itu, ia bermulazamah kepada Al-Allamah Al-Mufassir Al-Muhaddits Syekh Abul Hasan al-Nadwi Rahimahullah. Dalam waktu tiga tahun, Syekh Mustofa kembali ke Mesir sebagai ulama besar yang menghafal ribuan hadits beserta biografi rijalnya. Beliaulah yang dipercaya menjadi khalifah Syekh Abul Hasan al-Nadwi baik dalam ilmu syari’ah maupun pada toriqoh. Padahal syarat yang dipatok pada murid-murid biasa untuk menerima ijazah adalah belajar berpuluhan tahun darinya. Ini berkat perjuangan Syekh Mustofa dan niat beliau yang ikhlas serta tekad yang kuat untuk menjadi murid yang terbaik.
Syekh Abul Hasan al-Nadwi sendiri adalah Syaikhul Arab wal Ajam, yang dipercayai sebagai Qutb daripada para pembesar Toriqoh Naqsyabandiah, diakui keilmuannya dan dicintai oleh semua kalangan, namanya tersohor di kancah internasional dengan karya-karya tulisnya yang luar biasa, termasuk kitab Mādzā Khasira al-‘Ālam bi inhithāt al-Muslimīn. Di malam kewafatannya yang bertepatan dengan malam Lailatul Qodar 27 Ramadhan, beliau disholatkan Shalat Gaib dari Masjidil Haram di Makkah dan Masjid Nabawi di Madinah.

“Oleh karena itu, saya berharap kepada anda semua di tahun depan harus menggenggam prsetasi yang tinggi. Jangan terima dari diri kalian kecuali prestasi yang tinggi.”
Beliau menjelaskan tafawwuq akan dapat diraih dengan konsentrasi belajar, sebagaimana pelajaran yang dapat diambil dari kisah hidup guru beliau Prof. Dr. Mustofa Abu Sulaiman al-Nadwi yang tidak pernah pulang selama tiga tahun belajar di India. Konsentrasi yang serupa juga dikisahkan pada penyusun kitab yang saat ini kita baca, yaitu al-Imam al-Hafizh Zakiyuddin Abdul Azhim al-Mundziri, beliau memiliki seorang putra kesayangan karena kealimannya. Pada saat Imam al-Mundziri beri’tikaf di Masjid pada malam 10 Ramadhan terakhir, beliau dikabari berita duka kewafatan putranya. Namun beliau hanya berpesan kepada orang-orang untuk mempersiapkan persiapan untuk disolatkan dan dimakamkan lalu dibawa ke Masjid. Setelah dibawa ke Masjid, beliau mengimami solat Jenazah putranya. Usai solat beliau mengantarkan keranda putranya hanya sampai gerbang masjid, karena beliau sedang berkonsentrasi beribadah kepada Allah dalam I’tikafnya.
Demikianlah intisari dari pesan singkat dan padat dari Syekh Abdullah Izzuddin, semoga bermanfaat untuk menjadi penambah semangat dalam mempersiapkan diri menjadi ulama sejati.

Bagikan :

Artikel Lainnya

Boyean Budaye, sebuah pencapaian...
    Acara Pentas Seni yang diadakan di Teatro Afaq, ...
Boyean Budaye Sebagai Ajang Sila...
    Kairo, 31 Agustus 2024- M. Hibatillah Alhasanin ...
Adakan Pentas Boyean Budaya, Sir...
  Kairo, 31 Agustus 2024 – M. Hibatillah Al – Hasanin sel...
Ribuan Wafidin Penuhi Jami' Al-A...
Ribuan Wafidin Penuhi Jami’ Al-Azhar pada Pembukaan Kade...
Siap Terima Zakat Fitrah; Rumah ...
  Siap Terima Zakat Fitrah; Rumah Amal Adakan Dauroh Zaka...
Nahdliyin Sasak; Bukti Keberagam...
Nahdliyin Sasak; Bukti Keberagaman dan Kesatuan Masyarakat KM-...

Download App KM-NTB Mesir

Nikmati Cara Mudah dan Menyenangkan Ketika Membaca Artikel, Update Informasi KM-NTB Mesir Hanya dalam Genggaman

Hubungi kami di : +201550341221

Kirim email ke kaminusatenggaradanbali@gmail.com

Download App KM-NTB Mesir

Nikmati Cara Mudah dan Menyenangkan Ketika Membaca Artikel, Update Informasi KM-NTB Mesir Hanya dalam Genggaman