Wadah berbagi informasi dan eksplorasi pengetahuan para pelajar Nusa Tenggara dan Bali di Mesir

Hasanain Djuaini; Duta Pemberdayaan Lingkungan Asia Tenggara

 Kiprahnya dalam bidang Penghijauan Lahan

Tuan Guru Hasanain kelahiran Narmada, 17 Agustus 1964 adalah pimpinan dan pengasuh Pondok Pesanten Nurul Haramain NW di Desa Lembuak, Narmada, Lombok Barat, NTB yang beliau dirikan sejak 18 tahun lalu. Di Pesantren yang mengasuh 3000 santri inilah motivasi dan energi besarnya muncul untuk menjadikan pesantrennya sebagai aktor penggerak dalam upaya penghijauan kembali Pulau Lombok. Tiap tahun mereka menanam sekitar tiga juta pohon. Kini namanya harum berkat kegigihannya menghijaukan Pulau Lombok, dan membagikan jutaan bibit pohon secara gratis.

Sejak 9 tahun terakhir, Hasanain beserta ribuan santrinnya dan didukung oleh masyarakat berhasil menghijaukan kembali 56 hektar lahan gundul di Pulau Lombok dan Sumbawa, termasuk 36 hektar lahan gundul dan gersang yang dia beli pada 2003 yang dia sulap menjadi kawasam konservasi hutan yang dinamai Desa Madani. Selain itu, di pesantrennya dikembangkan pembibitan pohon dengan jumlah yang fantastis setiap tahunnya, yakni sekitar 1 juta hingga 1,5 juta bibit pohon yang semuanya dikerjakan sendiri oleh para santrinya. Seluruh bibit pohon tersebut dibagikan secara gratis kepada siapapun yang ingin menanamnya.

Bibit-bibit pohonnya sudah tertanam di berbagai pulau di Indonesia, bahkan hingga Thailand, Malaysia, China dan India. Bibit pohon jenis jati, mahoni, albasia, trembesi, ketapang, tanjung, mimba, gamelina, nangka, mangga, hingga pepaya, cabai dan semangka, semua dibagikannya gratis kepada siapa saja. Secara periodik dia mengumumkan di media massa bahwa bibit-bibit pohonnya sudah tersedia, dan bisa diambil segera. Bahkan sekali waktu dia membawa ribuan bibit pohon ke tempat hajatan pernikahan dan meminta panitia membagikannya kepada para tamu undangan.

Bagi Hasanain, menanam pohon adalah salah satu kewajiban dan tanggung jawab manusia. Apalagi kearifan terhadap lingkungan sudah diatur dalam Al-Qur'an. "Kita sudah mendapatkan begitu banyak dari alam ini, maka kita harus tanya pada diri seberapa banyak yang kita berikan kepada alam," ungkapnya.

Meski upayanya sudah berhasil dan mendapat dukungan luas, Hasanain masih terus menanam pohon. Ia masih terlihat mencangkul bersama para santrinya hingga tengah malam. "Kami menanam pohon setiap hari. Tiada hari tanpa menanam. Kalau belum selesai akan terus kami lanjutkan, walau sampai malam hari," katanya.

Bagi Hasanain manusia diciptakan dengan memegang dua amanah, yakni; memelihara dan melestarikan alam, dan beribadah di atasnya. "Dua-duanya harus berjalan, tidak bisa salah satu".

 


Riwayat Pendidikan

1. Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Wathan (NW) Narmada, NTB (1975)

2. Madrasah tsanawiyah Nahdlatul Wathan (NW) Narmada, NTB (1978)

3. KMI Pondok Modern Darussalam Gontor, Ponorogo, Jawa Timur (1984)

4. S1 Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA) Jakarta (1995)

5. S2 Universitas Mataram, NTB (2006)

 

Riwayat Pendidikan

1. Pimpinan Pondok Pesantren Nurul Haramain NW Narmada Lombok Barat NTB (1996-Sekarang)

2. Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) daerah Kabupaten Lombok Barat (2003-2008)

 

3. Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama NTB (2007-Sekarang)

4. Anggota Forum Kerjasama Pondok Pesantren NTB (2007-Sekarang)

5. Ketua Forum Pendidikan Anak usia Dini NTB (2017- Sekarang)

6. Sekretaris Jendral Dewan Tanfidziyah PBNW (2017-Sekarang)

 

Penghargaan

1. Ashoka International Foundation Medal for Best Fellow in Religion and Women Empowerment (2003)

2. Piagam pelestari Lingkungan dari Pemerintah Kabupaten Lombok Barat (2004)

3. Ma’arif Award, Ma’arif Institute for Culture and Humanity (2008)

4. Ramon Magsaysay Award, manila Filipina (2011)

5. Penghargaan Kalpataru (2016)

6. Penghargaan Tokoh Republika (2017)

7. Penghargaan Tokoh Pancasila (2017)



Posting Komentar

0 Komentar