Wadah berbagi informasi dan eksplorasi pengetahuan para pelajar Nusa Tenggara dan Bali di Mesir

Catatan Kecil di Penghujung Ramadhan

Oleh: Bayan Wahyu Annasihi
Credit: https://www.alamy.com
Senja memenuhi langit Kairo. Masjid ini begitu indah. Penuh ukiran cantik, menara yang menjulang tinggi, hamparan yang begitu luas dan hidangan buka puasa yang memanjakan mata. Sementara itu, lambung menjerit. Begitu pun dahaga yang tak kunjung disegarkan, jua bibir kering sejak pagi tadi. Semuanya bercampur aduk. Lapar, dahaga, harapan dan keindahan arsitektur bersatu padu menunggu adzan Maghrib tiba.

Duhai Tuhan, banyak sekali keluhan hati dan pikiran yang hendak dilontarkan! Apa tujuan puasa kami? Sebatas lapar dan dahaga kah yang kami dapat? Oh, betapa malangnya kami jika hanya sebatas itu yang kami dapat! Oh, Tuhan! Pantaskah kami memasuki pintu syurga yang diberi julukan “Bab Al-Rayyan”, yang dihadiahi bagi para ahli puasa? Hati ini cemas namun jua penuh harap.

Kami rasa sangat jauh untuk mendapatkan derajat itu. Banyak hak puasa yang belum tertunaikan. Puasa hati, puasa nafsu, puasa pikiran, puasa pandangan. Oh, sungguh banyak sekali yang kami abaikan!

Walau begitu, kami tak akan menyerah. Kami tahu akan kelimpahan rahmat-Mu yang begitu besar. Rahmat itu yang senantiasa kami percayai dan harapkan, selalu. Segala kemampuan dan kekuatan lahir batin, kami hibahkan demi menggapai ridha-Mu. Layaknya seorang petinju yang tak akan menyerah sebelum benar-benar KO. Layaknya seorang musafir sejati yang tidak mudah putus asa dan gampang menyerah sebelum benar-benar tiba pada tujuannya.

Sejenak ku merenung membayangkan mengalirnya air di tenggorokan dan membasahinya, kemudian menyantap lauk-lauk yang menggiurkan lidah dan memanjakannya. Oh, betapa nikmatnya santapan itu!

“Engkau ajarkan kami arti bersabar, memberi, merasakan betapa susahnya orang-orang miskin yang tak selalu kenyang setiap hari. Bahkan, Engkau lipat gandakan setiap amal baik yang diperbuat hambamu.”

Tanganku terus menggores tanpa mengenal dimana tinta itu akan berhenti. Tanpa kusadari, adzan maghrib berkumandang, memenuhi setiap penjuru menara kota Kairo. Kulepaskan polpenku. Kuraih sebiji kurma seiringan dengan lantunan doa. Allahumma laka shumtu wa bika amantu wa ‘ala rizqika afthartu birahmatika ya arhamar rahimin. Ah, lega rasanya. Salah satu nikmat yang dijanjikan nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dalam haditsnya baru saja kami rasakan, “Farhatun ‘inda fithrihi.” Semoga kelak, kita juga mendapatkan farhatun ‘inda liqai rabbihi. Amin Ya Mujib al-Sailin.

Kini, shalat siap didirikan, iqamah dikumandangkan. Kulangkahkan kaki mengisi salah satu shaf. Istaqimu! Seru Imam memberi komando agar kami bersiap-siap menghadap tuhan, Yang Maha Esa, Maha Segala. Lantunan al-Fatihah dan ayat yang dibaca imam begitu merdu dan menyentuh hati, masuk kedalam relung jiwa kami nan paling dalam. Kami coba hayati, kami coba renungi maknanya.

***

Bulan puasa adalah bulan pendidikan. Oleh karena itu, giatlah kamu beribadah kepada-Nya, bukan malah bermalas-malasan! Petuah salah satu masyaikh al-Azhar. Allah ingin puasa melatih diri dan jiwa kita agar bisa mengendalikan diri, lahir maupun batin.

Semoga lapar kita ini, terbayarkan dengan nikmat hidangan syurga. Semoga haus kita terobati dengan minuman dari telaga Kautsar, bersama Sang kekasih, habibina wa sayyidina wa maulana, Muhammad bin Abdillah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Semoga Allah terima semua amalan kita di bulan penuh barakah ini, dan mengampuni dosa-dosa kita. Amin, Ya Rabbal ‘Alamin

Posting Komentar

0 Komentar