Wadah berbagi informasi dan eksplorasi pengetahuan para pelajar Nusa Tenggara dan Bali di Mesir

Rumpun Ramadhan (2) : Ingin Bersedekah DI Bulan Ramadhan Namun Tidak Memiliki Uang Dan Harta?



Setiap orang memiliki harapan untuk selalu mendapatkan kebaikan, namun tidak setiap orang ingin memberikan kebaikan yang dimiliki dengan alasan-alasan, terlebih dalam hal harta atau bersedekah. Ada orang yang diberikan Allah swt rizki lebih dan ia sadar bahwa dalam rizkinya itu ada hak oranglain, sehingga tergerak hatinya untuk bersedekah kepada orang yang membutuhkan, mereka inilah golongan yang dido’akan oleh malaikat اللهم اعط منفقا خلفا “ya Allah berikanlah ganti bagi orang yang berinfaq”.

Golongan kedua yang dido’akan oleh malaikat, yaitu mereka yang enggan mengeluarkan hak oranglain yang dititipkan Allah swt dalam hartanya, terkandung dalam do’a malaikat berikut اللهم اعط ممسكا تلفا “ya Allah berikanlah kehancuran kepada orang yang menahan hartanya”. 

Dua golongan di atas adalah gambaran orang-orang yang diberikan Allah swt kelebihan dalam harta, bagi yang meninfaqkan sebagian harta yang dimiliki, maka Allah akan mengganti dan menambahnya, begitu juga sebaliknya, bagi yang kikir dan enggan mengeluarkannya maka akan dibinasakan dan tidak mendapatkan keberkahan dalam hartanya, na’udzubillah min dzalik.

Lantas bagaimana dengan orang yang tidak memiliki kelebihan rizki bahkan tidak memiliki harta untuk bersedekah, namun memiliki keinginan yang kuat untuk bersedekah sebagaimana mereka yang ada di golongan pertama ?

Dalam salah satu riwayat diceritakan bahwasanya ada beberapa sahabat datang menemui Rasulullah saw untuk mengadu nasib, mereka termasuk dalam kategori golongan yang sedang kita bicarakan, dikatakan mereka adalah fuqora’ al-muhajirin. mereka iri melihat Ahlu ad-Dutsur yaitu orang-orang yang memiliki banyak harta dan mudah untuk mengeluarkan harta tersebut dijalan Allah swt, dan berharap bisa berbuat seperti mereka.

Iri disini bukanlah hasad atau dengki yang tercela, melainkan yang disebut oleh para ulama dengan istilah Ghibthoh, yaitu iri hati terhadap nikmat yang dimiliki orang lain dan mengharapkan hal serupa, tanpa ada harapan hilangnya nikmat pada orang tersebut. Sifat inilah yang dimiliki oleh para sahabat Nabi saw di atas.

Para sahabat melihat besarnya pahala yang didapatkan Ahlu ad-Dutsur sehingga mereka juga mengharapkan hal tersebut ada pada diri mereka, namun apalah daya dan upaya, keadaan tidak dapat membantu mereka. Inilah yang mereka adukan kepada Rasulullah saw. 

Melihat keadaan para sahabat ra. Rasulullah saw dengan penuh kasih sayang menghibur mereka, dengan ungkapan

" ألَيْسَ قَدْ جَعَلَ اللهُ لَكُمْ مَا تَصَدَّقُوْن ؟ إِنَّ بِكُلِّ تَسْبِيْحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلِّ تَكْبِيْرَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلِّ تَحْمِيْدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلِّ تَهْلِيْلَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالمَعْرُوْفِ صَدَقَةٌ ونَهْيٌ عَنْ مُنْكَرٍ صَدَقَةٌ وَ فِى بُضْعِ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ "

Dalam hadist ini, Rasulullah saw memaknai sedekah dengan makna luas, tidak sebatas mengeluarkan harta. Namun pada hadist di atas dapat kita lihat, bahwa organ tubuh juga bisa bersedekah, misalkan lisan, bersedekah dengan berzikir, membaca al-qur’an, tutur kata yang baik, jujur dll, tangan bersedekah dengan mudah membatu orang lain, membuang sampah pada tempatnya, bahkan membersihkan sampah atau memungutnya di jalan termasuk sedekah, begitu juga anggota tubuh yang lain.

Dalam lanjutan hadist di atas akan kita temukan bahwa pahala sedekah itu akan didapatkan dan diperoleh selagi ada dalam kebaikan, tidak dalam keburukan. Maka segala bentuk kebaikan yang kita kerjakan dengan niat ibadah maka in sya’a Allah akan mendapatkan pahala dari Allah swt. 

Bagi orang muslim yang tidak memiliki kelebihan harta untuk disedekahkan, terlebih pada bulan suci Ramadhan ini, setelah melihat banyak orang yang ringan tangan dan mudah mengeluarkan Sebagian harta mereka, apalagi melihat suasana muhisinin Mesir dalam memberikan makanan kepada para shoimin, jangan berkecil hati dan sedih, sehingga menganggap tidak ada lagi jalan untuk mendapatkan pahala, niatkan segala kebaikan yang kita kerjakan lillahi ta’ala dari hal terkecil yang bisa dikerjakan, maka tidak ada alasan dan halangan bagi Sang Pemurah dan Maha Kaya untuk tidak memberikan pahala kepada yang dikehendaki-Nya, semoga Allah swt meridhoi dan menerima segala perbuatan kita,  Amiin ya rabbal alamin.

Red. Despian Ricky Resnopansah


 






 

Posting Komentar

0 Komentar