KM-NTB Mesir – Pepatah mengatakan setiap permulaan pasti ada akhirnya, demikan halnya setiap pertemuan pasti ada perpisahan. Selama masih hidup di dunia maka pepatah ini akan terus berlaku sepanjang hayat manusia. Hal ini yang sedang dirasakan oleh masisir dan KM-NTB dalam acara Wadaan Ustadz Ahmad Azizi, Lc. pada Rabu, 03 November 2020 yang bertempat di Markaz al-Hasaniyah Dalwa Mesir.
Dalam acara sederhana ini, turut hadir Gubernur KM-NTB Ustadz Ahmad Alimuddin Ghozali, BPA KM-NTB Ustadz Abdullah Fatih dan Ketua al-Hasaniyah Kairo Habib Abdul Muthalib Assegaf beserta anggota al-Hasaniyah Kairo. Acara diberkahi dengan pembacaan maulid yang selanjutnya dibuka penuh khidmat oleh MC dengan lebih formal.
MC mempersilahkan pertama kali Ustadz Ahmad Alimuddin Ghozali untuk menyampaikan pesan dan kesan beliau terhadap sosok Ustadz Ahmad Azizi selama di Mesir. Dengan hormat ia menyampaikan ketidakpantasan dirinya untuk berpesan kepada seniornya.
“Sebagai junior beliau, tak pantas rasanya diri ini dimintai untuk memberikan pesan kepada senior, justru sebaliknya kitalah yang meminta pesan dan nasihat dari beliau”, ujarnya.
Adapun kesan beliau terhadap Ustadz Azizi adalah kedekatan dengan masyaikh. “Ketauladanan yang patut untuk ditiru oleh kita semua dari sosok beliau (Ustadz Azizi) selain ketekunan dalam menuntut ilmu dana mal adalah kedekatan beliau dengan para Masyaikh, tidak tanggung-tanggung, sosok ulama kibar Mesir seperti Syekh Ali Jumah dan Syekh Usamah al-Azhari mengenal beliau dan sering bertemu beliau-beliau”, demikian ungkap Mahasiswa S1 jurusan Akidah Filsafat Ini.
Selanjutnya MC mempersilahkan Ustadz Abdullah Fatih menyampaikan pesan dan kesannya bahwa sosok Ustadz Azizi ini adalah representasi dari penuntut ilmu azhari. “Meskipun beliau sebentar di Mesir, kurang lebih 5 tahun, tapi beliau membuktikan dapat mencapai target-target yang jarang didapatkan Masisir pada umumnya, dari keilmuan dan kedekatan dengan para masyaikh, inilah berkahnya memanfaatkan waktu dengan baik di Mesir”, ungkap pelajar Daar al-Ifta Mesir ini.
Silih berganti pesan dan kesan disampaikan dari ketua dan anggota al-Hasaniyah Mesir serta beberapa perwakilan teman satu rumah beliau yang menyaksikan secara langsung bagaimana sosok Ustadz Ahmad Azizi dalam kesehariannya, sosok yang ramah dan bersahaja. Salah satu diantara mereka pun bersaksi dengan mengutip sebuah kaidah, laulal wasilah ldzahabal maqshud (seandainya bukan karena adanya wasilah maka hilaglah tujuan dan harapan), “beliau adalah wasilah kita kepada maqshud, yang mampu memperkenalkan kita dengan para masyaikh kibar”, ungkapnya.
Pesan dan kesan terakhir disampaikan oleh Ustadz Ahmad Azizi. Sebagai sahibul hajat beliau menyampaikan pengalaman pertamanya datang ke Mesir yang merupakan hajat dan wasiat kakeknya. Lalu beliau menyampaikan pengalamannya bagaimana bisa dekat dengan para masyaikh, terutama Syekh Usamah Sayid al-Azhari. “Ketika itu, saya menjadi Menko 1 PPMI zaman Ahmad Baihaqi, lalu kita mengundang Syekh Usamah. Sejak saat itu, saya terus mendekat dengan beliau, istilahnya kalau antum mau katakan saya carper, iya saya carper, tapi akhirnya kita bisa dekat dengan masyaikh” ujar pendiri al-Hasaniyah Kairo. Beliau juga menceritakan nasihat Syekh Usamah kepadanya untuk senantiasa mendekatkan diri dengan masyaikh yang lain. “Sungguh memiliki hubungan dekat dengan para masyaikh itu beda rasanya”, ucap Sarjana Hadis Fakultas Ushuluddin ini.
Terakhir Ustadz Azizi berpesan, sebagai seorang azhari hendaknya menjadi tauladan yang baik bagi orang lain, “Kun rajulan in atau ba’dahu yaqulun murru wa hadzal atsar”, jadilah orang yang jika datang kepadanya generasi berikutnya, ia dengan lantang berkata, “jalanlah kalian dan ini jejaknya”. “Saya bercita-cita menjadi bagian dari sejarah al-Azhar”, pungkas beliau.
Acara wadaan ini ditutup dengan doa dan pelantikan Habib Muhammad bin Sholeh al-Jufri sebagai ketua baru al-Hasaniyah Kairo.
Ahmad Alimuddin Ghozali
0 Komentar