Wadah berbagi informasi dan eksplorasi pengetahuan para pelajar Nusa Tenggara dan Bali di Mesir

Majlis Pembacaan Kutub Sittah bersama Syeikh Abdullah Izzuddin; Kenapa tidak dimulai dengan Sahih Imam al Bukhari?

Dok. Pengajian Mingguan KM-NTB

KM-NTB News_(27/11) Majlis pembacaan dan Periwayatan KUTUB SITTAH (Kitab Sahih Bukhari,  Sahih Muslim, Sunan Abu Daud, Sunan Nasa'i, Sunan Tarmidz dan Sunan Ibnu Majah) di Masjid Sayyid Halih Ja'fari dimulai. Kendati baru akan dimulai pada pukul 7 pagi,  tapi ruangan masjid sejak jam 6 pagi sudah dipenuh dengan Thullab al Ilm. Ini menunjukkan akan tingginya minat, keinginan dan semangat untuk mengenal lebih dekat sabda sang Rasul,  Muhammad saw.
Sebelum melangkah ke kitab inti,  Syeikh pada permulaan dars memulai dengan menjelaskan sekelumit tentang pentingnya majlis pembacaan dan periwayatan hadits, lalu berlanjut dengan pembacaan risalah Muqoddimah Fi Ahammiyah ‘Ilm al Hadis wa Qira’ah Kutub al Sunnah yang beliau susun sendiri dari beberapa kitab muktabar dalam bidang hadits (Kitab bisa didownload di sini).
Pada umumnya, pembacaan kutub sittah dilakukan secara berurutan Bihasab al Asahhiyah, sesuai dengan derajat keaahihan,  dimulai dari kitab Sahih Bukhari,  kemudian diakhiri dengan Sunan Ibnu Majah. Namun, pembacaan kutub sittah kali ini sedikit berbeda,  Syeikh memilih untuk membuka dan memulai majlis dengan Sahih Imam Muslim,  dan -Insyaallah- akan diakhiri dengan Sahih Imam al Bukhari.
Mungkin sebagian dari kita akan bertanya,  kenapa demikian?  Apakah ada rahasia dibalik semua itu? 
Memulai pembacaan Kutub Sittah dengan Kitab Sahih Muslim bukanlah sesuatu yang dipilih begitu saja, namun, memiliki filosofi dan alasan-alasan tersendiri. Sebelum ada yang bertanya langsung ke beliau tentang hal ini, Syeikh sudah mewanti-wantinya dengan memberikan penjelasan dan alasannya.
1.       Min Bab al Idzn li al Dukhul ala al Imam al Bukhari; Sebagaimana yang telah masyhur dalam sebuah kerajaan atau pemerintahan, seseorang tidak bisa sembarangan untuk langsung masuk menemui Sulthan sebelum melewati dan mendapatkan izin dari para menteri. Begitupun juga dalam hal ini, Imam Bukahari merupakan Sulthan dalam kerajaan hadis, sedangkan Imam Muslim beserta Ashab Kutub Sunan yang empat ibarat para menterinya. Jadi, tidaklah pantas untuk melangkah maju ke Sulthan tanpa mendapatkan lampu hijau dari para menteri.
2.       Min Bab al Tahyi’ah al Ilmiah; Sebagai Contoh Seorang pemula yang ingin belajar Ilmu Ushul Fiqh, maka dia langsung berinisiatif mendatangi Syeikh Ali Jum’ah (Mantan Mufti Mesir), apakah dia akan mendapatkan manfaat dari hal tersebut? Tentunya tidak, akan tetapi ,lebih baik baginya untuk mendatangi murid-murid dari Syeikh dan belajar dari mereka terlebih dahulu. Sehingga apabila dia telah benar-benar siap, disitulah dia bisa memasuki pintu Syeikh Ali Jum’ah dan mengambil ilmu darinya. Begitu juga dalam permasalahn ini, metode Imam Bukhari dalam menyusun kitab Shahihnya sangatlah tinggi, sehingga membutuhkan pada persiapan-persiapan sebelum memasuki pintunya. Maka tujuan memulai dengan selainnya adalah untuk mempersiapkan diri memasuki kerajaan al Bukhari, sehingga kita dapat mengambil manfaat dari kitab tersebut dengan sempurna.
3.       Min Bab al Taraqqi wa al Tadarruj; Kitab Sahih Imam Muslim dalam berbagai aspeknya cukup mudah untuk difahami dibandingkan dengan sahih Imam Bukhari. Dengan memulai pembacaan dari yang lebih mudah, diharapkan kepada setiap tholib al Ilm untuk mampu memahaminya ketika naik ke tempat yang lebih tinggi, yaitu Sahih Imam Bukhari.
Kemudian majlis diakhiri dengan pembacaan Sanad Syeikh sampai ke Muallif (Imam Muslim)  dan pembacaan sedikit dari Muqaddimah kitab. Majlis akan terus berlanjut setiap hari, selain hari Jum’at, pada jam 7 sampai 8:30 pagi.
*Nuskhah Kitab Sahih Imam Muslim yang Muktabar dan banyak digunakan oleh Thalib al Hadits :
1.       Cetakan Thauq al Najah
2.       Cetakan Dar al Ta’shil
3.       Cetakan Maknaz

(Red. El Din)

Posting Komentar

1 Komentar

  1. Berarti Sahih Muslim paling mudah dipahami dong diantara 6 kitab?

    BalasHapus