Wadah berbagi informasi dan eksplorasi pengetahuan para pelajar Nusa Tenggara dan Bali di Mesir

Target Raih Tafawwuq, KM-NTB Hadirkan Tiga Motivator




Dalam rangka menghadapi Ujian Tengah Semester pada bulan Januari nanti, KM-NTB pada Kamis (29/11) kemarin mengadakan acara bincang santai sekaligus motivasi oleh tiga senior andal sebagai bentuk persiapan mental dan peningkatan semangat bagi para anggota KM-NTB, khususnya mahasiswa yang masih tingkat satu dan dua.

Pemateri pertama adalah Ahmad Muzanni, MA. Peraih gelar Magister pada bidang Fikih Perbandingan Universitas al-Azhar ini menyampaikan beberapa poin penting yang tentunya dapat dijadikan teladan bagi para junior yang ingin mengikuti jejaknya bahkan melebihinya.

Beliau lebih menekankan pada kebudayaan membaca. Bagi seorang penuntut ilmu, membaca adalah salah satu penentu kapabilitas dan wawasan intelektual seseorang kedepannya. Bukan hanya dalam menghadapi ujian saja, tapi dalam segala kesempatan yang ada. Terlebih lagi dengan adanya ujian ini, maka sudah barang tentu itu menjadi sebuah pendorong untuk lebih rajin dalam membaca. Selain agar bisa mendapat pengetahuan yang luas, juga agar bisa menjawab soal-soal yang akan disuguhkan nanti, yang pada urutannya akan meningkatkan predikat akademik.

Karena pada dasarnya, seseorang tidak akan mendapatkan ilmu kecuali ia belajar. Tak perlu mengeluh karena orang lain lebih pintar. Tugas penuntut ilmu hanyalah belajar, bukan mengeluh dan tidak peduli atau merasa tidak butuh.

Ini sesuai dengan apa yang pemateri pertama sampaikan tentang keadaan-keadaan seorang penuntut ilmu yang harus dihindari, yaitu: (a) merasa tidak butuh dengan orang lain, (b) suka menolak mengatakan kesalahan sendiri, dan (c) merasa malu dalam menuntut ilmu.

Selanjutnya, pemateri kedua adalah Ahmad Satriawan Hariadi, Lc., Dipl. Beliau adalah kandidat Magister pada jurusan Kritik Sastra Universitas al-Azhar. Beliau sangat hobi menulis,  sampai sering menjadi redaktur pada buletin dan majalah berbahasa Indonesia maupun Arab.

Beliau lebih menekankan pada urgensi kuliah. Proses perkuliahan di kampus sangat penting dan berpengaruh dalam pemahaman mahasiswa. Beliau pun bercerita bahwa selama kuliah dulu, beliau tak pernah absen menghadiri penjelasan dosen. Jika ada dua pilihan yang akan beliau hadapi, dan jadwal perkuliahan adalah salah satunya, maka perkuliahanlah yang lebih penting dan harus diprioritaskan. Kira-kira begitu motivasi beliau.

Beliau juga menyampaikan tentang kiat-kiat dalam belajar dan menghadapi ujian. Diantara cara-cara jitu itu adalah: (a) memahami karakteristik diktat dan dosen, (b) memahami pemikiran dasar dari diktat, (c) menulis resume, (d) mencari waktu yang pas untuk belajar dan mengulang, dan (e) merasa was-was dengan kemantapan ilmu dan pencapaian.

Dan, pemateri terakhir adalah ustaz Azwar Anas. Beliau adalah mahasiswa langka peraih predikat tinggi di Fakultas Alquran dan Qira’at di Thantha. Selain seorang penghafal Alquran, beliau juga menjadi pembimbing bagi para pelajar dan penghafal di Rumah Tahfiz Alquran, Kairo.




Beliau menyampaikan tentang pentingnya kecintaan terhadap mata kuliah. Ini benar-benar penting, karena jika seseorang tak mencintai mata kuliah sudah tentu ia akan malas membacanya, yang pada urutannya akan membuatnya akan bermasalah dengan soal-soal yang akan dihadapinya nanti.

Selain itu, pentingnya memperhatikan zahir dan batin dalam belajar juga tak lupa beliau sampaikan. Representasi dari perhatian zahir adalah dengan membaca dan memahami diktat serta menghadiri perkuliahan, dan perhatian batin bermakna mendekatkan diri kepada Allah, menyerahkan semua urusan pada-Nya, dan berdoa semoga mendapatkan yang terbaik.



Posting Komentar

0 Komentar