![]() |
Foto TGB, Dr. Muchlis, Para Pengajar Markaz Lughah dan Beberapa Camaba Peserta Ujian Tahdidul Mustawa |
Memanfaatkan
hari libur pegawai kantor selama tiga hari menjelang Perayaan Hari Natal, Sekjen
Organisasi Internasional Alumni Al-Azhar (OIAA) Cabang Indonesia Dr. Muchlis M.
Hanafi mengajak sahabat karibnya Dr. Muhammad Zainul Majdi berkunjung ke Mesir.
Lawatan surprise dan singkat selama tiga hari: 24, 25 dan 26 Desember 2019
ini sekaligus membawa tujuan dan misi.
![]() |
Sumber Foto: Laman Official Markaz Lughah Al Azhar |
Pertama,
kedatangan Ketua Umum OIAA Indonesia dan Sekjen-nya itu untuk memantau langsung
pelaksanaan Ujian Tahdīdul Mustawā para
camaba kedatangan 2018 di Markaz Syekh Zāyed
Li Ta'līm
al-Lughah al-'Arabiyyah Li Ghair al-Nāthiqīn Bihā
yang skornya nanti akan menentukan level setiap camaba pada kelas persiapan sebelum
memulai kuliah dan matrikulasi Bahasa Arab sebagai bahasa pengantar pembelajaran
di bangku Universitas Al-Azhar yang sebelumnya selalu menjadi masalah utama para
pelajar asing. Pada 24 Desember 2019 terhitung sebanyak 2.340 peserta tes, selain dari Indonesia juga berasal dari Thailand, Myanmar India, Afganistan dan Nigeria.
Dengan
ketokohan dan kharismatiknya, inspeksi TGB dan Kepala Lajnah Pentashih Mushaf hari
itu mengelilingi ruangan kelas Markaz dan Masjid Zahro mengundang antusias
para camaba yang hari itu tengah tegang menghadapi rumitnya soal-soal ujian dari gramatikal, readingm listening hingga writing.
Selain itu, kedatangan
dua doktor alumni Jurusan Tafsir Universitas Al-Azhar itu juga membawa misi
diplomasi kepada pihak petinggi Markaz Lughah, mereka menawarkan pembukaan
cabang Pusat Pembelajaran Bahasa Arab dengan sistemnya yang rapi ini di
Indonesia, melalui kerjasama bilateral antara Kemenag RI sebagai fasilitator
dan pihak Al-Azhar menyusun kurikulum dan menyediakan pengajar. Agar pada
tahun-tahun berikutnya kelas persiapan bahasa bagi Camaba Al-Azhar diadakan di
Indonesia sebelum berangkat ke Mesir.
![]() |
Sumber foto: Facebook Usman Syihab |
Pada
laman akun Facebook-nya Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Kairo Dr. Usman
Syihab memposting foto dialog mereka denga Wakil Ketua OIAA Pusat Sayyid Usamah
Yasin, dengan menuliskan caption: "Mendampingi Ketua OIAAI Bpk TGB Zainul Majdi dan Sekjen OIAAI
Dr. Muchlis Hanafi melakukan negosiasi dengan pimpinan Pusat Bahasa Arab
Al-Azhar/Markaz Lughah Al-Azhar (MLA) dalam rangka untuk membuka MLA cabang
Indonesia. Negosiasi, terutama, tentang jumlah guru/ dosen dan tenaga
kependidikan dari MLA (asal Mesir) yang harus ditanggung, dan tentang gaji
masing-masing. "
Terlepas
dari pertimbangan-pertimbangan kontra misalnya kesiapan RI dalam pendanaan, usul
ini apabila terwujud tentu diperkirakan akan menjadikan pengiriman mahasiswa ke
Universitas Al-Azhar dari Indonesia menjadi lebih rapi dan tertib. Sisi positifnya:
1.
Ketika mensyaratkan
yang berhak berangkat ke Mesir dan menjadi mahasiswa Al-Azhar adalah yang telah
lulus dan menggenggam sertifikat dari lembaga terakui ini, CAMABA langsung dapat
memulai kuliah pada tahun kedatangannya, berbeda dengan kondisi saat ini dengan harus menunggu masuk kuliah pada tahun selanjutnya.
2.
Ini juga akan menertibkan
kembali kebijakan yang belakangan terlihat ganjil dengan ledakan jumlah camaba
dengan banyak di antaranya dengan kualifikasi tidak memadai.
3.
Apabila Pusat Pelatihan Bahasa Arab ini direncanakan
langsung dengan pengadaan asrama bagi para pesertanya, akan jauh lebih tertib
daripada para camaba di sini yang banyak tidak dapat terkontrol, sehingga
banyak di antara mereka langsung terjun ke dunia selain belajar sejak pertama kali menginjakkan
kaki di Mesir.
4.
Selain itu, terkumpulnya para pelajar yang memiliki satu tujuan untuk
mendalami Bahasa Arab terpusat pada satu tempat, akan menciptakan mileu dan suasana pelatihan yang
kondusif daripada lingkungan di Mesir. Di Mesir, satu sisi MABA masih khawatir banyak berintraksi dengan penduduk setempat disebabkan beberapa kasus traumatik, di sisi lainnya bahasa yang digunakan oleh
penduduk adalah bahasa Ammiyah.
5.
Dalam masa
persiapan, para pembina dapat memanfaatkannya langsung dengan memperkenalkan budaya
dan kearifan lokal yang berlaku di Mesir, serta membekali mereka dengan segala persiapan
lain yang dibutuhkan. Sehingga para camaba ketika sampai di sini langsung dapat
beradaptasi. Sebab, pembelajaran bahasa suatu bangsa selalu satu paket dengan
mempelajari kebudayaannya.
6.
Ini juga dapat
memebantu pihak Al-Azhar yang semakin hari kekurangan dalam penyediaan
kelas sebab jumlah pelajar yang kian membludak dengan jumlah ruangan terbatas.
7.
Belakangan mulai
muncul banyak peserta kursus yang memperlihatkan ketidak-seriusan menjalankan
pembelajarannya di Markaz Lughah, baik itu karena rasib atau sengaja menunda-nunda kelulusan dengan mengambil cuti dengan
berbagai dalih, seperti kekurangan biaya membayar rusum, banyak
kesibukan di luar kursus seperti organisasi dan talaqqi, dan dalih-dalih lainnya. Maka,
sekali lagi, pengadaan cabang pusat bahasa sekaligus dapat menjadi seleksi bagi
mereka yang serius dalam belajar, yang dapat mengatur waktu antara prioritas
utama dalam belajar daripada kesibukan-kesibukan lain, serta layak menjadi duta Indonesia mengharumkan nama negerinya di mata internasional di tempat berkumpulnya para pelajar dari berbagai negara.
0 Komentar