![]() |
Gerbang Masuk Cairo International Book Fair. Sumber gambar albawabhnews.com |
Pameran Buku
Internasional Kairo (Cairo International Book Fair) ajang pameran buku
terbesar dan termeriah kedua di dunia yang selalu ditunggu-tunggu kedatangannya
oleh para pencinta ilmu pengetahuan. Para mahasiswa rela menyisihkan belanja
bulanan demi memborong kitab sebanyak-banyaknya dari surga karya manusia ini.
Pegelaran tahunan ini
memang selalu terasa istimewa, jutaan pengunjung datang dari mancanegara menikmati
liburan awal tahunnya. Ratusan penerbit dari berbagai negara juga tidak mau
ketinggalan membuka stand-nya. Tapi pagelaran Ma’ridh al-Qáhirah al-Daulà li
al-Kitáb mendatang akan lebih istimewa loh!
Dari jauh-jauh hari Kemendikbud
Republik Mesir, bekerja-sama dengan Haiah Ammah Mishr lil Kutub dan
Universitas Liga Arab telah merancang persiapannya lebih meriah dan akan
dirayakan besar-besaran dengan tajuk Golden Jubilee (50th
Anniversary). Sebab, pada Januari 2019 mendatang, pameran buku ini genap
berusia 50 tahun sejak pertama kali diadakan.
Mesir memang patut
berbangga, sebab ide tercetusnya mega pameran buku ini merupakan prakarsa
pertama di seantero Arab bahkan dunia. Pameran ini dimulai sejak tahun 1969 masa
pemerintahan Gamal Abdul Nasir, ketika jajaran pemerintah berpikir tentang
persiapan perayaan 1000 tahun usia Kota Kairo, seorang menteri cerdas Tsarwat
Ukasyah sebagai Mendikbud saat itu mecetuskan ide cemerlang menugaskan
seorang penulis yang juga explorer Sahir Al-Qalmawi untuk
mengagendakan sekaligus merancang pameran buku pertama. Cikal bakal ini patut
dibanggakan, padahal saat itu negara-negara Arab lain banyak yang masih di
bawah penjajahan. Maka sebagai penghormatan, dua tokoh ini akan menjadi bintang
utama dalam ma’ridh mendatang.
Panitia penyelenggara
dikabarkan telah berusaha sekuat tenaga membuat perayaan ini istimewa agar
dapat mengundang perhatian seluruh kalangan, tidak hanya kaum terpelajar, juga
masyarakat dengan berbagai lapisan sosial.
Agar tampil berbeda,
panitia memepertimbangkan dan telah menetapkan, pameran pada tahun-tahun
sebelumnya diadakan di lapangan di Nashr City ini, pada 25 Januari 2019 sampai
5 Februari mendatang untuk pertama kali akan diadakan di Tagammu’ Khamis, tepatnya
di Egypt International Exhibition Center (Markaz Mishr li al-Ma’ridh
al-Dauliyyah), berdekatan dari Masjid Musyir Tontowi. Sebab, kondisi di
sana dipertimbagkan akan lebih tertib, bersih dan dengan kebesaran lahan seluas
4000 are. Kebijakan ini ditetapkan untuk mengharumkan kesan terhadap Mesir bagi
para pengunjung sebagaimana dituturkan Direktur EIEC Hasan Musafir sebagaimana
dilansir Youm Sabi’.
Barangkali kabar ini
menggelisahkan bagi pencinta buku yang telah lama menanti ajang tahunan ini,
karena lokasi yang jauh dari pusat tempat tinggal mahasiswa dan pastinya
mengaruskan biaya transportasi lebih mahal?
Tapi tenang saja,
negara Mesir yang baik hati ini sedang merundingkan untuk mendapatkan
persetujuan dari Kementerian Perhubungan untuk menggratiskan ongkos
transportasi dengan rute menuju lokasi ma’ridh. Bahkan dikabarkan juga
pihak penyelenggara sedang berusaha mendapatkan persetujuan kerja-sama sponsor dari
Uber dan Careem dengan feedback diskon 50 % khusus untuk tujuan ini.
Bahkan wacana tentang
karcis masukpun disarankan oleh banyak pihak untuk digratiskan. Hanya saja
karena alasan keamanan dan banyaknya tenaga kerja yang harus digaji, maka bukan
untuk alasan komersil, saran untuk menggeratiskan tiket masuk sulit diterima.
Rep: Muhammad Zainuddin
Disadur dari berbagai
sumber:
Koran Al-Akhbar, Jumat
(2/11): Artikel oleh Ala Abdul Hadi.
https://www.vetogate.com/
3 Komentar
Ntapsss
BalasHapusنتتااابسسس
BalasHapusmantap
BalasHapus