Wadah berbagi informasi dan eksplorasi pengetahuan para pelajar Nusa Tenggara dan Bali di Mesir

Fenomena Menghafal Al-Qur'an



          
Sejak awal diturunkannya al-Qur’an kepada nabi Muhammad saw., ia telah mendapatkan perhatian yang sangat signifikan dari Nabi dan para Sahabatnya. Salah satu bentuk perhatian tersebut adalah perintah Nabi agar tidak menulis apapun kecuali al-Qur’an dan perlombaan para Sahabat dalam menghafal, memahami dan mengamalkannya. Tidak hanya itu, ketika proses pengumpulan dan penulisan ulang al-Qur’an sepeninggal Nabi dilaksanakan, khalifah pada saat itu sangat selektif terhadap para penghafal al-Qur’an yang akan dijadikan sumber dalam penulisan tersebut. Tidak heran hingga saat ini kemurniannya masih tetap terjaga, jauh dari tangan nakal musuh-musuh Allah Swt. sebagaimana yang terjadi pada kitab-kitab terdahulu “Taurat dan Injil”. Hal ini telah diterangkan dalam firman-Nya: {Sesungguhnya Kamilah (Allah) yang menurunkan al-Qur’an dan kami juga yang akan menjaganya} (Q.S al-Hijr ayat 9)
.
            Keberadaan para penghafal al-Qur’an saat ini menjadi bukti nyata bahwa Allah tidak akan pernah mengingkari janji-Nya. Begitu banyak hadits yang menjelaskan keutamaan seorang penghafal al-Qur’an, pantaslah kaum muslimin berlomba-lomba meraih keutamaan tersebut. Di antara keutamaan tersebut adalah para penghafal al-Qur’an akan menjadi syafaat bagi keluarga di hari kiamat dan akan memberikan mahkota bagi kedua orang tuanya. Dari itu, tidak terhitung jumlah para penghafal sejak zaman Nabi hingga saat ini. Tidak asing terdengar di telinga bahwa para ulama terdahulu seperti Imam Syafi’i yang telah mengkhatamkan al-Qur’an di usia dini yang tentunya tidak hanya sekedar menghafal saja, lebih dari itu dipahami lalu diamalkan.

Pada saat ini betapa banyak penghafal yang tersebar di seluruh penjuru dunia, tidak luput Indonesia sebagai Negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Berbagai macam cara telah dikerahkan untuk memotivasi kaum muslim Indonesia untuk menghafal al-Qur’an, bahkan dijadikan standar kelulusan masuk universitas tertentu atau sekedar persyaratan untuk mendapatkan beasiswa. Tidak hanya itu, perlombaan menghafal diadakan di mana-mana  mulai dari kancah desa hingga kancah nasional. Dari sinilah motivasi menghafal al-Qur’an bermacam-macam, mulai dari yang berbau dunia hingga berbau akhirat. Muncul lembaga-lembaga yang menawarkan bermacam jenis program, mulai dari menghafal al-Qur’an semudah tersenyum sampai mengkhatamkan al-Qur’an dalam seminggu.

Pada hakikatnya tujuan utama menghafal al-Qur’an selain demi terjaganya kemurniannya, juga agar mempermudah hamba berdzikir setiap saat dengan bacaan al-Qur’an. Karena membaca al-Qur’an mendapat ganjaran pahala yang begitu besar di sisi Allah. Contoh saja hadits Nabi yang menjelaskan bahwa satu huruf bacaan al-qur’an akan dibalas dengan sepuluh kebaikan. Akan tetapi setelah melihat fenomena di atas, tidak sedikit dari para penghafal yang berbelok dari tujuan utama menghafal tanpa menafikan masih sangat banyak juga para penghafal yang yang benar-benar berjalan pada jalan seharusnya. Hal ini bisa kita lihat akhir-akhir ini dari banyaknya motif menghafal al-Qur’an, entah untuk kepentingan pribadi bahkan diperbisnis.

Dari itu saya katakan bahwa menghafal al-Qur’an itu bukan sekedar tentang seberapa banyak hafalannya, sekuat apa hafalannya atau sesering apa mendapat juara dalam suatu perlombaan, lebih dari itu menghafal adalah tentang kesetiaan dan keistiqomahan bersama al-Qur’an. senantiasalah bersama al-Qur’an maka hidupmu akan tenang dan damai, Karena ia adalah sumber ilmu, obat hati dan rahmat bagi alam semesta. Allah swt. berfirman: {Ketahuilah, hanya dengan mengingat Allah hatimu menjadi tenteram} (Q.S ar-Ra’d ayat 28), dan {Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit hati dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman} (Q.S Yunus ayat 57).

Sebagai penutup Syeikh Abdul Adzim Sya’ban rahimahullah (seorang khadim al-Qur’an asal Mesir) mengatakan sebagai nasihat bagi para penuntut Ilmu; “Ketahuilah anak-anakku,al-Qur’an itu cahaya, penuhilah hatimu dengan cahaya al-Qur’an niscaya akan dibukakan dalam dirimu cahaya segala ilmu. Oleh karena itu, tanamkan jiwa ta’dzim mengagungkan al-Qur’an dalam segala hal”.


Posting Komentar

0 Komentar