Wadah berbagi informasi dan eksplorasi pengetahuan para pelajar Nusa Tenggara dan Bali di Mesir

Komunikata


Game ini sangat terkenal di kalangan anak-anak dan pemuda, sering juga ditampilkan di acara-acara televisi sebagai salah satu hiburan yang menarik. Kadang juga dijadikan kegiatan relaksasi saat merasa bosan (biasanya pada acara training dan sejenisnya).

Game ini cukup sederhana: satu regu terdiri dari beberapa orang dan berbaris agak berdekatan dengan regu lain. Orang pertama di barisan terdepan akan menerima satu kata atau kalimat dari pemandu game, kemudian dibisikkan pada rekan satu regu yang ada di belakangnya. Begitu seterusnya hingga rekan terakhir yang nantinya akan memberitahu kata atau kalimat apa yang berhasil ia dapat dari bisikan rekan-rekan sebelumnya.

Yang membuat game ini cukup seru adalah cara menyampaikan kata atau kalimat dengan berbisik, dan kadang harus tidak boleh didengar oleh pemandu game dan kelompok yang ada di dekatnya. Ini cukup sulit. Tentu saja pada akhirnya akan ada sedikit regu yang berhasil memenangkan game ini.

Jika kita melihat lebih jauh lagi, game ini mengandung makna filosofis yang menarik untuk diketahui. Yaitu, begitu banyak berita yang sampai pada telinga kita tidak sesuai dengan realita atau kejadian sebenarnya dari berita tersebut.



Dalam permainan komunikata ini, ada tiga penyebab banyak regu yang kalah:

1.  Berbisik

Peraturan game ini adalah harus berbisik, siapa yang berteriak tentu saja akan di-drop out. Berbisik membuat rekan-rekan dalam satu kelompok menjadi lebih kesulitan dalam mendengar kata atau kalimat yang disampaikan oleh rekan sebelumnya.

2. Kurang mendengar

Akan ada satu atau beberapa rekan yang tidak mendengar kata atau kalimat dengan sempurna dari rekan sebelumnya. Lalu ia bisikkan kepada rekan selanjutnya dengan kata atau kalimat kurang jelas yang ia terima sebelumnya tadi.

3.  Tidak meminta pengulangan

Salah satu peraturan dalam game ini adalah tidak boleh meminta pengulangan kata atau kalimat dari rekan sebelumnya. Hal ini juga membuat gamenya menjadi semakin sulit. Terpaksa setiap rekan harus dengan cepat membisikkan kata atau kalimat yang ia dengar, entah benar atau tidak.

Dalam kehidupan sehari-hari, berita dusta yang datang pada kita hanya memiliki satu penyebab: tidak menelusuri lebih jauh kebenaran berita.

Komunikata sangat mirip dengan proses penyebaran berita dalam kehidupan sehari-hari. Tapi, jika pada game komunikata cara penyebarannya adalah dengan berbisik dan tak boleh meminta untuk mengulang kata atau kalimat, maka di kehidupan nyata hal itu tidak semestinya ada.

Komunikata hanyalah game. Dalam penyebaran berita, tidak ada aturan untuk berbisik dalam menyampaikan berita. Tak ada juga aturan untuk tidak boleh menelusuri kebenaran terhadap suatu berita.

Menelusuri kebenaran berita, apalagi berita yang datang dari orang tak dikenal, terlebih lagi dari orang yang fasik, adalah keharusan bagi kita semua. Seperti yang sudah dijelaskan oleh Allah dalam al-Quran surah al-Hujurat ayat 6:
    
Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.

Kesimpulannya, bagi teman-teman yang ingin bermain game komunikata ini, diharuskan untuk menepati setiap syarat dan peraturan yang sudah ditentukan. Harus berbisik, dan tidak boleh meminta pengulangan. Tapi jika dalam penyebaran berita, diharuskan untuk menelusuri kebenaran berita tersebut dan tidak boleh berbisik, agar tidak terjadi miskomunikasi antara konsumen berita yang lain.

Posting Komentar

0 Komentar