Game ini sangat
terkenal di kalangan anak-anak dan pemuda, sering juga ditampilkan di
acara-acara televisi sebagai salah satu hiburan yang menarik. Kadang juga
dijadikan kegiatan relaksasi saat merasa bosan (biasanya pada acara training
dan sejenisnya).
Game ini cukup
sederhana: satu regu terdiri dari beberapa orang dan berbaris agak berdekatan
dengan regu lain. Orang pertama di barisan terdepan akan menerima satu kata
atau kalimat dari pemandu game, kemudian dibisikkan pada rekan satu regu yang
ada di belakangnya. Begitu seterusnya hingga rekan terakhir yang nantinya akan
memberitahu kata atau kalimat apa yang berhasil ia dapat dari bisikan rekan-rekan
sebelumnya.
Yang membuat game ini cukup seru adalah cara menyampaikan kata atau kalimat dengan berbisik, dan kadang harus tidak boleh didengar oleh pemandu game dan kelompok yang ada di dekatnya. Ini cukup sulit. Tentu saja pada akhirnya akan ada sedikit regu yang berhasil memenangkan game ini.
Jika kita melihat
lebih jauh lagi, game ini mengandung makna filosofis yang menarik untuk
diketahui. Yaitu, begitu banyak berita yang sampai pada telinga kita tidak
sesuai dengan realita atau kejadian sebenarnya dari berita tersebut.
Dalam permainan komunikata
ini, ada tiga penyebab banyak regu yang kalah:
1. Berbisik
Peraturan game ini
adalah harus berbisik, siapa yang berteriak tentu saja akan di-drop out.
Berbisik membuat rekan-rekan dalam satu kelompok menjadi lebih kesulitan dalam
mendengar kata atau kalimat yang disampaikan oleh rekan sebelumnya.
2. Kurang
mendengar
Akan ada satu atau beberapa rekan yang tidak mendengar kata atau kalimat dengan sempurna dari rekan sebelumnya. Lalu ia bisikkan kepada rekan selanjutnya dengan kata atau kalimat kurang jelas yang ia terima sebelumnya tadi.
3. Tidak meminta pengulangan
Salah satu
peraturan dalam game ini adalah tidak boleh meminta pengulangan kata atau
kalimat dari rekan sebelumnya. Hal ini juga membuat gamenya menjadi semakin
sulit. Terpaksa setiap rekan harus dengan cepat membisikkan kata atau kalimat
yang ia dengar, entah benar atau tidak.
Dalam kehidupan
sehari-hari, berita dusta yang datang pada kita hanya memiliki satu penyebab:
tidak menelusuri lebih jauh kebenaran berita.
Komunikata sangat
mirip dengan proses penyebaran berita dalam kehidupan sehari-hari. Tapi, jika
pada game komunikata cara penyebarannya adalah dengan berbisik dan tak boleh
meminta untuk mengulang kata atau kalimat, maka di kehidupan nyata hal itu
tidak semestinya ada.
Komunikata
hanyalah game. Dalam penyebaran berita, tidak ada aturan untuk berbisik dalam
menyampaikan berita. Tak ada juga aturan untuk tidak boleh menelusuri kebenaran
terhadap suatu berita.
Menelusuri kebenaran berita, apalagi berita yang datang dari orang tak dikenal, terlebih lagi dari orang yang fasik, adalah keharusan bagi kita semua. Seperti yang sudah dijelaskan oleh Allah dalam al-Quran surah al-Hujurat ayat 6:
Hai orang-orang yang beriman, jika
datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti
agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui
keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.
Kesimpulannya, bagi teman-teman yang ingin
bermain game komunikata ini, diharuskan untuk menepati setiap syarat dan
peraturan yang sudah ditentukan. Harus berbisik, dan tidak boleh meminta
pengulangan. Tapi jika dalam penyebaran berita, diharuskan untuk menelusuri
kebenaran berita tersebut dan tidak boleh berbisik, agar tidak terjadi
miskomunikasi antara konsumen berita yang lain.
0 Komentar