Bertepatan dengan hari Valentine (Valentine’s Day) yang sangat terkenal ini, banyak sekali para remaja di seluruh dunia yang merayakannya dengan memberi bunga atau cokelat kepada kekasihnya. Tak hanya itu, mereka bahkan saling bertukar hadiah sehingga terkesan lebih romantis.
Berbicara masalah berbagi hadiah, Islam sangat menganjurkan kita untuk memberi terhadap sesama, bersedekah, berinfak, atau bertukar hadiah.
Dan berikanlah infak di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. [QS. Al-Baqarah: 195].
Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka. [QS. Al-Mu’minun: 60].
Selain kedua ayat diatas, masih banyak lagi ayat-ayat lain yang membicarakan tentang anjuran berinfak atau bersedekah. Secara spesifik, nabi Muhammad saw. menganjurkan untuk bertukar hadiah, yaitu dalam hadisnya:
تَهَادَوْا تَحَابُّوْا
Hendaklah kalian saling memberi hadiah, niscaya akan saling mencintai. (HR. Bukhari).
Pemberian hadiah selain merupakan perbuatan terpuji yang membuat kita mendapat pahala, juga merupakan perbuatan yang dapat menumbuhkan rasa cinta diantara pemberi dan penerima hadiah.
Lalu bagaimana dengan merayakan hari Valentine? Kebanyakan para ustadz mengharamkan perayaan ini dengan alasan: bid’ah, perayaan untuk orang kafir, dan tasyabuh.
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
Barangsiapa menyerupai suatu kaum maka ia termasuk bagian dari mereka. (HR. Abu Dawud).
Selain sejarah tentang hari Valentine ini kontroversional (dan dari semua yang kontroverional itu tidak ada yang berbau islami), hari itu juga secara umum dan berdasarkan fenomena, dirayakan untuk bertemu dengan pacar (pasangan yang tidak, atau belum halal), lalu makan bersama, menonton bersama, bahkan tidur bersama. Dalam bahasa lainnya disebut ‘maksiat bersama’.
Bagaimana kalau hari Valentine dan bertukar hadiah yang dianjurkan oleh Islam itu bercampur? Jawabannya adalah ayat dibawah:
Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang bathil, dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu, sedang kamu mengetahui. [QS. Al-Baqarah: 42].
Kalau dilihat lebih teliti, memberi hadiah atau bertukar hadiah bisa dilakukan kapan saja, dan dimana saja. Tidak harus pada hari Valentine kan? Lebih-lebih lagi, yang mengambil keuntungan disitu bukan hanya setan yang akan mengelabui kita, tetapi perusahaan-perusahaan bunga, cokelat, hotel, dan lain-lain, yang berkaitan dengan Valentine sebagai penambah keuntungan.
Berbagi hadiah itu memang sangat indah, sangat terpuji, selain menunjukkan rasa kasih sayang, juga rasa simpati, sehingga membuat hubungan semakin erat. Tapi tidak pada perayaan Valentine yang bukan perayaan islami, bahkan membuat kita menyerupai kaum non-islam. Tak perlu menunggu hari spesial untuk berbagi hadiah, bukan? Kalau berbagi hadiah yang kebetulan bertepatan dengan hari Valentine sih boleh-boleh aja.
Katakan tidak untuk Valentine! Ya untuk berbagi hadiah!
0 Komentar