Wadah berbagi informasi dan eksplorasi pengetahuan para pelajar Nusa Tenggara dan Bali di Mesir

Pengaruh Para Wali dalam Penyebaran Islam di Pulau Lombok


Muhammad Hasbi Hudatullah



Ada beberapa versi yang menyebutkan bermulanya penyebaran Isalam di Lombok, salah satunya adalah melalui Bayan, sebelah utara pulau ini. Selain di Bayan, penyebaran agama Islam juga diyakini berawal dari Pujut dan Rembitan di Lombok Tengah. Masjid kuno yang terdapat di tempat-tempat tersebut menjadi salah satu bukti tentang penyebaran Islam dari wilayah itu.
Menurut beberapa catatan, penyebaran agama Islam melalui Bayan dilakukan oleh Sunan Prapen, keturunan dari salah seorang Wali Songo—penyebar agama Islam di Jawa—yakni Sunan Giri. Namun, tak diketahui persis mengapa Bayan menjadi tujuan pertama Sunan Prapen.

Satu yang mungkin bisa direka-reka yakni Sunan Prapen melakukan pelayaran dalam upaya penyebaran Islam ke wilayah timur Nusantara dari Gresik lewat pantai utara Jawa. Dia tidak berlabuh ke pulai Bali, tapi langsung ke Bayan. Dari letak geografisnya, Bayan berada di tepi pantai utara Lombok sehingga sangat mungkin Sunan Prapen melempat sauh di sini. Belakangan, Sunan Prapen diperkirakan barulah ke Pulai Bali (meski misinya gagal) setelah dari Sumbawa dan Bima.
“Di setiap pantai, penyebaran itu memang ada. Penyebaran dilakukan oleh pedagang-pedangang dari Arab dan Jawa. kebanyakan datangnya dari Jawa,” kata budayawan setempat, Ahmad JD, kepada Republika, tentang asal muasal penyebaran Islam di Lombok melaluil pantai utara. “Yang monumental adalah peninggalan kebudayaan tulis dari Jawa. ini menunjukkan adanya jejak wali dari Jawa, yakni Sunan Prapen, “ lanjutnya.
Anggun Zamzami (2009) dalam penelitiannya mengenai “Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di Lombok Abad 16-17” menemukan bahwa agama Islam masuk ke pulau Lombok pada abad ke-16 melalui misi yang dipimpin oleh Sunan Prapen, putra Sunan Giri. Mengenai bukti-bukti berkembangnya Islam di Lombok dapat dilihat dari adanya peninggalan masjid kuno yang ada di Bayan, Lombok Utara, yang disebut dengan Masjid Bayan Beleq, dan masjid kuno yang ada di Pujut dan Rembitan Lombok Tengah. Selain itu, juga terdapat makam raja-raja Selaparang yang ada di Lombok Timur.
Selain bukti arkeologi Anggun juga menemukan bukti lain, yakni dalam bidang versi pertama mengatakan datang dari Jawa, sementara versi satunya lagi yakni dari Sulawesi atau Makassar,” kata Dr. Akhyar Fadli, dosen dan peneliti sejarah Islam di Lombok dari Institut Qamarul Huda, Praya, Lombok Tengah. “juga banyak berisi tentang masuknya abad ke sekian,” tambahnya.
Menurut Akhyar, penyebaran yang datang dari Jawa dibawa oleh Sunan Pengging (nama lain Sunan Prapen) sekitar abad ke-14. Pada saat itu, Sunan Prapen bersama para pengikutnya berlabuh di Labuhan Carik, dekat Bayan, Lombok Utara. “menurut sejarah yang saya temukan, Sunan Pengging memang pertama kali menginjakkan kakinya di bayan utuk menyebar luaskan ajaran Islam,” jelasnya.
Jejak yang seakan membenarkan mula penyebaran Islam di Lombok melalui Bayan adalah terbentuknya komunitas/masyarakat adat Islam wetu telu disana. Ini adalah komunitas Islam tua yang sampai sekarang masih ada di Lombok dengan pusatnya di Bayan. Mereka menjalani ajaran Islam dengan tidak meninggalkan ritual adat leluhurnya.
Selain terbentuknya komunitas wetu telu, menurut Akhyar, masjid kuno yang sampai sekarang masih berdiri di Bayan adalah bukti lain mengenai penyebaran Islam oleh Sunan Prapen melaui Bayan. Setelah menemukan lokasi yang tepat, Sunan Prapen mendirikan masjid di sana sebagai pusat syiarnya dalam mengislamkan penduduk setempat sebelum menyebar ke seluruh Lombok.
Dari Bayanlah kemudiaan penyebaran itu menuju ke sebarah barat, tengah, serta timur. Jejaknya adalah terdapatnya komunitas wetu telu di wilayah-wilayah tersebut. di Lombok Barat, mereka ada di Narmada, dan Sekotong. Di Lombok Tengah, komunitas ini ada di Pegadang, Pujut, dan Rambitan. Sedangkan di Lombok Timur tidak begitu banyak.
Tidak banyaknya komunitas wetu telu di Lombok Timur terjawab dengan versi penyebaran Islam melalui Sulawesi. Penyebaran ini dibawa oleh para pedagang dan nelayan Sulawesi Selatan melalui Labuhan Kayangan, Lombok Timur pada abad ke-14. Jejaknya adalah banyaknya komunitas nenek moyangnya berasal dari Makassar di sepanjang pantai di Lombok Timur. “Mereka lebih dikenal dengan sebutan Islam Sunni, Ada juga yang menyebutnya wetu lima,” kata Akyar yang menulis buku “Islam Lokal: Akulturasi Islam di Bumi Sasak” pada tahun 2008.
Diperkirakan pengaruh Sunan Prapen di Lombok Timur tidak besar karena sudah ada penyebar agama Islam dari para pedagang dan nelayan Makassar tersebut. Diduga, Sunan Prapen atau pengikutnya meninggalkan ia dan dakwah yang sudah dimasuki oleh para pedagang dan nelayan itu. Dalam sejumlah catatan, Sunan Prapen memang disebutkan tidak begitu lama menetap di Lombok, dia kemudian menyerahkan tugas penyebaran Islam di pulai ini kepada dua orang kepercayaanya, Raden Sumulilya, dan Raden Salut. Setelah itu, Suna Prapen menuju pulau Sumbawa dan Bima.
Namun, Akhyar punya analisis tersendiri. Ada yang bilang dia ke Sumbawa, ada juga yang bilang dia kembali ke Jawa. setelah saya lacak yang di Pulau Sumbawa ini banyak jejak kerajaan dari Makassar. Menurut Saya, Sunan Prapen langsung kembali ke Jawa, tidak berlayar ke Sumbawa, ujarnya.
Setelah lima abad, Lombok dan Sumbawa yang kemudaian menjadi Nusa Tenggara Barat mayoritas penduduknya dalah Islam. Dari sekitar 4,4 juta jiwa penduduknya, sekarang ini 80 persen adalah pemeluk Islam. Sisanya adalah Hindu, Budha, dan Kristen. Tentu saja Sunan Prapen, para muridnya, serta para pedagang Arab dan Makassar perannya dalam penyebaran Islam di kedua pulau ini tak bisa diabaikan.
Penyebaran Melalui Dakwah
Sebelum Islam msuk ke Lombok (juga Sumbawa), masyaraktnya adalah penganut kepercayaan pada animisme, dinamisme, dan Hindu. Masuknya agama Hindu di Lombok diyakini merupakaan jejak dari kehadiran imperium Majapahit di pulau ini pada pertengahan abad ke-14.
Mengenai masuknya Islam di Lombok, beberapa catatan yang mengutip Babad Lombok meneyebutkan, proses penyebaran agama Islam ini adalah usaha keras dari Raden Paku atau Sunan Giri dari Gresik yang memerintahkan raja-raja di Jawa Timur untuk menyebarkan Islam ke seluruh nusantara.
Sampailah kemudian Sunan Prapen di Lombok dalam misi peneyebaran agama Islam. Ia dibantu oleh Raden Sumulia dan Raden Salut. Dengan kekuatan senjata disebutkan, Sunan Prapen Mampu menaklukkan beberapa kerajaan yang merupakan warisan Majapahit, lalu mengislamkan masyarakatnya.

Namun, meneurut Dr. Ahkyar Fadli, penyebaran Islam Oleh sunan Prapen melaluil dakwah bukan penaklukkan dengan kekuatan senjata, gaya seperti yang dilakukan oleh Wali Songo dalam menyebarkan agama Islam di jawa. itu yang saya ketahui dari kajian-kajian saya selama ini, katanya. 

Posting Komentar

0 Komentar